Terdapat Jembatan Megah yang Khusus Dilalui Oleh Pejalan Kaki
Jika anda berkunjung ke Kota Jambi, maka saat pertama menginjakkan kaki ke kota tersebut akan terlihat sebuah menara yang menjulang tinggi, seakan menggapai langit. Saat didekati, ternyata menara tersebut adalah Menara Gentala Arasy. Berada di Kota Seberang Jambi di pinggir Sungai Batanghari. Gentala Arasy adalah menara yang dibuat setinggi 80 meter. Menara dengan warna hijau dan kuning yang khas ini terletak di depan Jembatan Pedestrian.
Jembatan yang diberinama Pedestrian itu merupakan satu kesatuan dengan Monumen Gentala Arasy yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 28 Maret 2015. Menara Gentala Arasy dibangun di kawasan cagar budaya Kota Seberang Jambi. Seusai diresmikan, komplek Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian dikunjungi ribuan orang setiap harinya, terutama pada hari-hari libur. Jembatan ini disebut Jembatan Pedestrian karena memang khusus dibuat untuk pejalan kaki. Tubuh jembatan membentuk huruf S. Dibangun menggunakan cor beton dan teknologi gantung. Jembatan ini sudah dibangun sejak tahun 2012 sepanjang 503 meter dengan lebar 4,5 meter, untuk menghubungkan dua daratan di atas sungai Batang Hari. Dalam proses pembangunannya, jembatan ini menghabiskan dana hampir 90 miliar.
Karena faktor landscape yang luas dan tinggi, serta kegiatan masyarakat pinggiran sungai dapat dilihat dari jembatan ini, maka para fotografer pun acap menggunakan jembatan pedestrian sebagai titik point atau sudut pengambilan gambar terutama di pagi hari maupun senja. Dari Jembatan ini kita dapat melihat juga berbagai aktivitas transportasi di atas sungai yang terpanjang di Sumatera ini, seperti perahu nelayan, rakit dan kapal membawa muatan batubara dari arah hulu ke hilir. Jembatan ini menghubungkan kota Jambi yang baru dan modern dengan kota Jambi yang lama di satu sisinya.
Sedangkan Menara Gentala Arasy sangat bercirikan arsitektur Islami, bahkan jika orang baru pertama sekali melihatnya menduga menara ini adalah sebuah menara mesjid. Walaupun sejatinya menara ini adalah sebuah museum yang mengkisahkan perjalanan Islam di kota Jambi mulai dari masuk hingga berkembangnya. Gentala Arasy juga berarti suara yang memancar ke langit. Artinya, Gentala Arasy juga difungsikan sebagai menara masjid yang bisa digunakan sebagai pengeras suara adzan. Gentala Arasy ini telah dihubungkan dengan Masjid Agung Al Fallah. Sehingga ketika di Masjid Agung Al Fallah sedang dikumandangkan adzan, maka suara adzannya di-relay oleh Menara Gentala Arasy.
Di lantai dasar Menara Gentala Arasy, Anda dapat menyaksikan mushaf Al Quran terbesar berukuran 180x170 centimeter, selain itu juga terdapat informasi perjalanan sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam ke Jambi. Di sekitar menara juga telah berdiri kios-kios yang merupakan sentra wisata untuk menyuguhkan aneka kuliner khas Jambi dan masakan dari beberapa daerah lain di Indonesia. Selain itu juga dilengkapi dermaga untuk kapal pariwisata. Gentala Arasy itu sendiri merupakan singkatan " Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti, yang merupakan mantan gubernur Jambi berasal dari Kota Seberang Jambi. Kota Seberang juga masih banyak dijumpai bangunan rumah tradisional masyarakat Jambi.
Untuk menggunakan atau melintas jembatan gantung ini tiada bayaran yang dikenakan kepada penggunanya. Sedangkan untuk mengunjungi museum di Menara Gentala Arasy dikenakan tarif masuk Rp5 ribu per orang. Pada sore dan malam hari di kedua sisi sungai Batanghari yang juga merupakan ujung Jembatan Gentala Arasy ini ramai orang berkunjung untuk menikmati suasana yang sahdu. Hal ini juga didukung oleh banyaknya pusat kuliner dan cafe juga warung hingga malam hari, berbagai makanan khas maupun modern dapat ditemukan disekitarnya menjelang sore hingga berlalunya malam.