Sate Daging Kambing Muda
Di daerah Purworejo, Jawa Tengah terdapat satu desa yang sangat terkenal dengan sate kambingnya, Desa Winong, namanya. Dari desa ini banyak penjual sate yang tersebar ke seluruh penjuru Purworejo, bahkan sampai Jogja. cita rasa dan kelezatan Sate Winong di Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, lain dari yang lain. Ada sekitar 10 warung Sate Winong di Desa Winong. Namun ada satu penjual sate paling terkenal dan selalu ramai dikunjungi pembeli, Sate Kambing Mustofa.
Hal yang membuat berbeda adalah penggunaan kecap asli buatan si empunya warung berikut tambahan bumbu lainnya. Sate yang berasal dari wilayah Winong di Kecamatan Kemiri itu menjadi salah satu klangenan yang memang sudah demikian terkenal. karena rasanya yang nikmat dan hanya ada di Purworejo. Tidak heran selama musim lebaran, warung penjualannya selalu dipadati konsumen, dengan omzet ribuan tusuk perhari. Sate terbuat dari daging kambing muda, dengan bumbu kecap khas dan irisan daun jeruk, semakin menggugah selera.
Saat dihidangkan, tampilan Sate Winong berbeda dengan sate kambing lainnya karena ada tambahan daun jeruk yang diiris tipis-tipis hingga menyerupai helai rumput. Selain itu, ada banyak potongan bawang merah yang diiris dalam potongan besar. Bagi penyuka rasa pedas, pemilik warung biasanya menyediakan semangkuk sambal kecap. Sambal ini berupa kecap yang dicampur dengan potongan cabai dan potongan jeruk nipis.
Begitu disuapkan ke mulut, lidah langsung dapat merasakan cita rasa kecap yang legit, lebih manis dibanding kecap pada umumnya. Berbaur dengan irisan daun jeruk, legitnya kecap pun bertemu dengan rasa sedikit asam jeruk nipis, memberikan sensasi segar yang tak biasa di mulut. Semua warung (sate) di Desa Winong juga menawarkan cita rasa sate yang tidak sama karena perbedaan racikan bumbu bahan baku kecap yang dipakai. Pedagang di Desa Winong meracik semuanya sendiri, termasuk kecap yang lazimnya bagi pedagang sekarang adalah membelinya dari toko.
Kecap buatan Ngaspuri, misalnya, berbahan baku utama gula merah yang diolah dengan bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, dan daun serai. Ngaspuri membuat kecap setiap dua hingga tiga hari dan sekali pembuatan menghasilkan 10 kilogram kecap. Jika membuat terlalu banyak dan dibiarkan tidak terpakai selama lebih dari tiga hari, kecap tersebut akan berubah cita rasanya.
Pada awalnya, warung ini dirintis oleh Pak Mustofa pada tahun 1968. Saat itu cara berjualannya masih dengan dipikul keliling kampung, lalu beliau membuat warung sederhana. Ketika pelanggan semakin banyak, dibuat warung yang lebih besar. Warung sate yang terletak di Desa Winong, tepatnya di pinggir jalan alternatif Magelang-Purworejo–Kebumen ini cukup ramai pengunjung. Bukti kemasyuran warung ini terlihat banyaknya pengunjung, bahkan artis dan pejabat juga pernah mencicipi nikmatnya sate legendaris ini.
Warung Sate Winong Mustofa setiap hari bisa menyembelih 2-3 ekor kambing untuk memenuhi permintaan pelanggan. Tapi kalau hari libur apalagi Lebaran bisa 10 ekor.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.