CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Yogyakarta Goa Jomblang Keindahan di Perut Bumi Yogyakarta

Goa Jomblang Keindahan di Perut Bumi Yogyakarta

Goa Jomblang Yogyakarta
Goa Jomblang Yogyakarta

Wisata Alam yang Memacu Adrenalin

Goa Jomblang terletak di Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. 8 Km timur kota Wonosari atau sekitar 50 km sebelah tenggara Yogyakarta.
Goa Jomblang Gunungkidul termasuk jenis goa vertikal dengan tipe “Collapse Doline” yang terbentuk dari peristiwa amblasnya tanah ke dasar bumi beserta vegetasinya pada ribuan tahun lampau. Runtuhan dari peristiwa alam tersebut akhirnya membentuk “sinkhole” atau sumuran menganga, yang dalam bahasa Jawa lebih populer disebut Luweng.

Goa ini terletak di kawasan pegunungan karts yang ada di Gunungkidul. Goa ini merupakan salah satu goa dari sekitar 500 goa yang ada di wilayah pegunungan tersebut. Gua ini mempunyai mulut goa vertikal dengan jarak antara bibir goa dengan dasarnya bervariasi. Paling dalam sekitar 80 m.

Untuk memasuki Gua Jomblang selain membutuhkan keberanian yang tinggi juga diperlukan kemampuan teknik tali tunggal atau single rope technique (SRT). SRT merupakan teknik yang baku digunakan untuk menuruni gua vertikal dengan memakai satu tali sebagai lintasan yang dipakai untuk jalan menaiki dan menuruni tempat yang vertikal. Oleh karena itu, siapapun yang hendak caving di Goa Jomblang wajib menggunakan peralatan khusus yang sesuai dengan standar kemanan caving di gua vertikal dan harus didampingi oleh penelusur gua yang sudah berpengalaman.

Terdapat empat jalur yang bisa dilewati oleh penjelajah alam untuk memasuki dasar gua. Jalur yang pertama merupakan jalur yang paling mudah yang sering disebut jalur VIP. Dijalur ini 15 m pertama melewati lintasan terjal dan masih bisa ditapaki dengan kaki. Peralatan SRT lengkap harus digunakan untuk menjamin keselamatan penjelajah. Sisa jarak dengan dasar gua dapat ditempuh dengan SRT, meluncur dengan tali sejauh sekitar 20 m. Sementara itu ketiga jalur lainya medannya lebih sulit karena harus menggunakan SRT sejak ketinggian 80 m ( Jalur A ), 60 m ( Jalur B ), 40 m ( jalur C ). Bagi penjelajah yang baru pertama kali memasuki gua vertikal, diwajibkan menggunakan jalur VIP dahulu. Namun bagi mereka yang sudah terbiasa memasuki gua vertikal, ketinggian gua vertikal merupakan tantangan tersendiri walaupun tetap harus memperhatikan faktor keselamatan.

Gua yang berdiameter sekitar 50 m ini, pertama kali dijelajahi pada 1984 oleh Acintyacunyata Speleological Club (ASC) sebuah kelompok penjelajah gua dari Yogyakarta. Di dalamnya kita akan menemukan perbukitan kapur yang ditumbuhi tanaman perdu, hutan dengan vegetasi yang sangat hijau, stalagtit, stalagmit dan sungai bawah tanah yang berakhir di laut. Bagian unik dari gua ini adalah Anda dapat melihat di bagian bawah gua, pemandangan hutannya, pepohonan, semak, gulma, rerumputan paku-pakuan dan lumut. Inilah yang dimaksud dengan hutan purba, karena menjadi koleksi vegetasi pada masa lalu yang terawetkan dan masih hidup di dasar goa.

Tumbuhan yang berada di dasar goa biasanya memiliki morfologi daun yang lebar untuk menangkap sisa-sisa cahaya. Tumbuhan yang oportunis lain adalah tipe pembelit, karena harus bertahan hidupa maka dia membelit batang-batang tumbuhan lain agar dapat cahaya matahari. Lumut dan paku-pakuan sepertinya tumbuhan yang pasrah, karena berada di dasar sebagai karpet dan pelapis batuan dinding goa.

Setelah sampai dasar, penjelajah dapat beristirahat pada sebuah bilik bentukan alam. Selanjutnya penjelajah dapat meneruskan perjalanan menyusuri lorong yang menghubungkan Goa Jomblang dengan gua vertikal lainnya yang bernama gua Grubug. Lorong penghubung dua goa tersebut cukup lebar dengan panjang sekitar 500 meter. Untuk menyusuri lorong tersebut dapat dengan mudah dilalui karena terdapat jalan setapak yang terbentuk dari bebatuan yang disusun memanjang. Tetapi penjelajah harus berhati-hati karena jalan tesebut sangat licin karena udara dalam gua yang lembab.

Setelah sampai pada ujung lorong yang merupakan dasar goa Grubug, penjelajah bisa melihat keindahan yang luar biasa. Terdapat dua stalagmit yang cukup besar berwarna hijau kecoklatan berdiri tegak di tengah dasar gua Grubug. Apabila penjelajah dapat mencapai dasar gua Grubug tepat pukul 13.00 WIB akan dapat melihat pemandangan yang eksotik dari sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kegelapan ke dasar gua Grubug. Sinar matahhari juga menyentuh sejumlah stalagtit dan stalagmit yang terbentuk dari tetesan air selama ribuan tahun.

Untuk dapat menikmati pengalaman caving di Goa Jomblang ini, Anda dapat mengambil paket cave tubing yang disediakan oleh sejumlah kelompok penikmat caving yang ada di sana. Pada umumnya, biayanya mencapai sekitar Rp 450 ribu selama berpetualang. Biaya ini sudah termasuk antar jemput dari Wonosari – Semanu (lokasi Goa Jomblang), soft drink, makan siang, dan biaya sewa peralatan masuk goa. Jika Anda datang dalam rombongan, sebaiknya jumlah anggota tidak lebih dari 25 orang. Pihak pengelola goa membatasi jumlah peserta maksimal hanya 25 orang saja untuk sekali masuk.

Untuk mengunjungi Goa Jomblang  Gunung Kidul wisatawan dapat menggunakan angkutan umum. Dari terminal Giwangan anda naik bus jurusan Jogja-Wonosari Simpang Lima Wonosari – Kecamatan Semanu – rumah Kadus Jetis Wetan untuk menitipkan barang dan mambawa barang yang akan dibawa ke gua – berjalan 3 km sampai bibir gua. Dan untuk memasuki goa ini tidak dipungut biaya.

Sudah dibaca 3205 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar