Selain Sebagai Peninggalan Bersejarah, Benteng Vredeburg Juga Digunakan Sebagai Museum
Pendudukan Belanda di masa lampau meninggalkan begitu banyak jejak di Indonesia. Salah satunya adalah keberadaan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur yang menawan serta benteng-benteng pertahanan. Di Yogyakarta, sisa peninggalan Belanda ini tersebar di berbagai tempat. Salah satu bangunan yang masih berdiri anggun adalah Benteng Vredeburg. Letak Benteng Vredeburg berada di Jl. Jend. A. Yani no 6 Yogyakarta.
Benteng Yogyakarta, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti "Benteng Perdamaian". Benteng ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di keempat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan.
Benteng ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan kuno peninggalan jaman Belanda seperti Gedung Agung (bekas rumah residen), gereja Ngejaman (GPIB Margamulya), bekas Senisono (menyatu dengan Gedung Agung), kantor BNI 1946, kantor Pos, kantor Bank Indonesia dan Societeit Militaire. Benteng Vredeburg menjadi tujuan wisata budaya yang unik dan khas di Yogyakarta. Saat memasuki benteng ini akan terasa suasana jaman Belanda dengan arsitektur bergaya Eropa.
Benteng Vredeburg berlokasi di dekat kawasan titik nol kilometer Yogyakarta atau kawasan Malioboro. Benteng ini berbentuk bujur sangkar dan memiliki 4 bastion di setiap sudutnya. Nama ke-4 bastion tersebut adalah Jayaprayitna di sudut tenggara, Jayapurusa di sudut timur laut, Jayawisesa di sudut barat laut, dan Jayaprakosaning di sudut barat daya. Saat ini selain sebagai peninggalan bersejarah, Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai museum di mana kita bisa belajar tentang sejarah Indonesia dalam bentuk diorama.
Pohon-pohon rimbun yang tumbuh di halaman dan di dalam benteng menjadikan tempat ini asyik untuk nongkrong menikmati denyut nadi kota Jogja atau sekadar menyaksikan senja. Selain gedung-gedung bergaya tempo dulu nan megah dan indah, di dalam kompleks Museum Benteng Vredeburg juga terdapat playground yang luas, tak heran jika anak-anak senang bermain dan berlarian di kompleks benteng. Suasananya yang indah menjadi tempat ini sering dijadikan lokasi foto prewedding bagi pasangan yang hendak menikah. Area free hotspot/wifi di dalam benteng juga menjadikan tempat ini semakin menarik untuk dikunjungi. Kalau anda mau berkeliling benteng maka anda dapat menyewa sepeda Onthel dengan harga sangat terjangkau yaitu membayar 5.000 rupiah saja.
Pada setiap bangunan di dalam lokasi Benteng Vredeburg tertempel keterangan fungsi bangunan tersebut sebelumnya, seperti gudang mesiu, gudang senjata berat, perumahan perwira, gedung pengapit, dan pintu gerbang. Gedung apit yang dulunya merupakan kantor administrasi kompleks Benteng Vredeburg, dan banguanan ini merupakan bentuk aslinya dengan segala ornamen gaya Yunani masa Renaisans, yang menunjukkan usianya lebih tua dibandingkan bangunan lainnya.
Museum Benteng Vredeburg buka pada pukul 08.00 – 16.00 WIB (Selasa – Jumat) dan pukul 08.00 – 17.00 WIB (Sabtu – Minggu). Jika sedang ada acara di kompleks benteng, maka tempat ini kadang buka hingga malam hari. Tiket masuk Benteng Vredeburg sebesar Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Di area benteng ini terdapat banyak pedagang kaki lima yang menawarkan panganan atau camilan. Di sini juga banyak sekali wisatawan atau masyarakat lokal duduk-duduk dan beristirahat sambil menikmati ramainya jalan Malioboro di dekat Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.