Pohon yang Rindang dan Arsitektur Kolonial Disekitar Menambah Indahnya Taman
Pasca kolonialisme, Belanda meninggalkan berbagai bangunan yang tidak hanya memenuhi fungsi estetis, tetapi juga fungsi praktisnya. Berbagai bangunan tersebut menyebar di seantero nusantara, tidak terkecuali di Palembang, Sumatera Selatan. Taman Kambang Iwak merupakan salah satu peninggalan Belanda di Palembang yang masih ada hingga saat ini. Taman Kambang Iwak berlokasi di Antara Jalan Tasik dan Jalan Sutomo, Kota Palembang.
Di Palembang, Kambang Iwak merupakan tempat favorit bagi yang mau berolahraga pagi sembari rekreasi, tanpa harus mengeluarkan biaya alias gratis. Di sini ada jogging track, juga kolam dengan luas sekitar 750 meter. Tak hanya itu, ada juga tersedia fasilitas bersantai, termasuk arena bermain untuk remaja dan anak-anak. Kambang Iwak yang berada persis di depan rumah dinas walikota Palembang ini setiap hari selalu ramai dikunjungi, apalagi hari Minggu.
Secara harfiah, nama Kambang Iwak berasal dari bahasa lokal yang dapat diartikan sebagai kolam ikan. Menjadikan danau sebagai kolam ikan, selain berfungsi sebagai tempat menampung air dan penghias danau, juga merupakan cita-cita masyarakat Palembang. Cita-cita tersebut tentu harus sejalan dengan kesadaran untuk terus melestarikan dan menjaga kebersihan danau. Taman yang memiliki luas sekitar 5 hektar ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terus diperbarui. Fasilitas tersebut antara lain seperti, taman bermain anak, tempat duduk, keran air yang bisa langsung diminum, hingga fasilitas hotspot gratis bagi mereka yang ingin mengakses internet sambil bersantai menikmati taman yang rindang.
Sebagai tempat olahraga dan rekreasi, setiap Minggu pagi, di depan rumah dinas walikota Palembang selalu diisi dengan senam sehat bersama yang dilakukan Yayasan Jantung Sehat. Dengan intstruktur yang cukup ahli di bidangnya, ikut senam-senam di Kambang Iwak bukan hanya sehat, tapi juga terhibur dengan aksi kocak instruktur yang sesekali mengeluarkan gerakan aneh. Jika tidak suka senam, pengunjung dapat jogging, atau bermain badminton dengan keluarga di Taman Kambang Iwak.
Bantaran danau di Taman Kambang Iwak banyak dijumpai tumbuhan trembesi dan pepohon rindang lainnya. Dari atas pohon kerap terdengar kicauan burung yang membuat suasana menjadi teduh dan asri. Sementara di bagian tengah danau melintang jembatan yang memiliki panjang sekitar 200 meter. Jembatan tersebut membelah danau dan menghubungkan Jalan Tasik dan Jalan Sutomo yang berada di seberangnya. Pada malam hari, Taman Kambang Iwak menawarkan pemandangan indah dengan adanya air pancur di tengah danau, apalagi sorotan lampu membuat air pancur tersebut terlihat lebih eksotis.
Selain itu, di sepanjang Kambang Iwak juga ada para pedagang kaki lima sampai cafe. Jualan mereka dari rokok, minuman ringan dan mie tek-tek (mie tumis) dengan harga seporsi 8 ribu. Untuk makanan cafe sendiri ada Surabi Enhai, cafe Gun, cafe FOLC, dan ada juga Senopati Kopitiam. Saat weekend di sore hari, banyak anak-anak muda dari berbagai klub berkumpul di tempat ini. Lokasi yang asri dan strategis juga mendukung banyak cafe yang bisa digunakan tak sekedar makan, tapi juga bisa menjadi tempat nongkrong untuk mengisi acara akhir pekan mereka.
Sejarah mencatat, dahulu taman ini dibuat seiring dengan adanya rencana dari Residen (walikota) Palembang saat itu yang ingin menjadikan Palembang sebagai Kota Taman. Oleh sebab itulah sekitar tahun 1900an kawasan Talang Semut dibuat seasri mungkin dengan ditanami pohon-pohon besar yang rindang. Kemudian dibuat pula sebuah taman sebagai tempat berkumpul dan rekreasi warga Belanda yang bermukim di Palembang. Taman yang dibuat tahun 1900-an itulah yang kemudian menjadi Taman Wisata Kambang Iwak yang dikenal saat ini.
Sampai saat ini pohon-pohon rindang yang ditanam para Kompeni Belanda saat itu masih kokoh berdiri, memberikan suasana yang begitu asri. Keberadaan rumah-rumah berarsitektur kolonial di sekitarannya menjadikan kawasan Talang Semut dan Taman Wisata Kambang Iwak yang ada di tengahnya sebagai salah suatu tempat favorit warga Palembang yang ingin melepas penat.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.