Selain Sebagai Tujuan Wisata Juga Sebagai Tempat Ibadah
Satu dari sekian banyak yang dijadikan tujuan wisata dan banyak dikunjungi di Kota Tomohon ialah Pagoda Ekayana, yang berada di Tomohon, Sulawesi Utara. Dari kejauhan, bangunan yang menjulang tinggi secara arsitektur khas Cina bagai menghipnotis Anda. Pagoda dengan tinggi 9 lantai itu akan menghantarkan kalian ke imajinasi film-film dan cerita dari kisah legenda sakti Cina.
Bentuk dan lokasi bangunan seolah menggambarkan bagaimana pagoda ini mampu menyatukan keselarasan alam dan lingkungan dengan sangat baik, serta melambangkan kerukunan antar umat beragama di Kota Tomohon dan Sulawesi Utara secara keseluruhan. Memasuki kompleks area Vihara Ekayana, kita akan "disambut" oleh 18 patung Lohan yang berderet dari pintu masuk hingga bangunan utama di area pagoda. Patung-patung berwarna emas ini menjadi simbol 18 pendosa yang kembali ke jalan lurus.
Kedelapan belas patung tersebut yaitu Nantimiloto, Angida, Pindola, Pantha The Elder, Asita, Nagasane, Pantha The Younger, Rahula, Gobaka, Nakula, Vanavasa, Fajraputra, Bodhidarma, Katikam Nadimitra, Kanaka The Bharadavaja, The Vatsa, dan Pindola The Bharadavaja. Setiap patung memiliki makna dan filosofi tertentu. Uniknya, Anda dapat menemukan patung Budha India. Patung Bodhidharma tersebut mengambarkan Buddha dengan jenggot yang sebenarnya khas India, bukan China.
Setelah bertemu dengan deretan patung Budha, Anda akan menemukan Pagoda Ekayana yang dipakai untuk tempat bersembahyang. Bangunan utama sebagai tempat ibadah di area ini disebut dengan Istana Dewi Kwan Im, dimana pada altarnya terdapat patung Buddha dengan ukuran cukup besar. Pada bagian dalam yang merupakan tempat ibadah terdapat patung Dewi Kwan Im dengan ukuran lebih kecil. Sedangkan bangunan tinggi menjulang yang menjadi ikon kompleks Vihara Ekayana adalah Pagoda Ekayana.
Pagoda ini juga berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha. Yang menarik, kita bisa naik ke lantai teratas pagoda untuk menyaksikan keindahan Gunung Lokon dan pemandangan sekitarnya dari lantai paling atas. Anda bisa masuk ke dalam Istana Kwam Im. Jangan lupa untuk melepaskan sepatu Anda. Kidung-kidung pujian melantun dari dalam tempat ibadah tersebut. Anda boleh saja masuk, namun ingatlah untuk tetap menjaga sopan santun.
Di sini, Anda bisa melakukan ramalan kuno Ciam Si. Ciam Si merupakan ramalan yang berdasarkan syair-syair kuno China. Beberapa batang bambu seperti sumpit lebar diletakkan dalam wadah bambu bulat. Masing-masing batang bambu berisikan nomor. Wadah bambu kemudian dikocok hingga mengeluarkan satu batang bambu. Dari nomor yang tertera di batang bambu, tinggal mencocokannya dengan kotak yang berada di sisi kiri dinding. Nah, di kotak tersebut kertas berisikan ramalan. Ramalan tertera dalam kanji-kanji khas tulisan China. Tetapi tenang saja, ada terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Ritual melakukan Ciam Si sebenarnya tak sesederhana itu. Sebelum mengocok, seseorang harus memanjatkan doa permohonan terlebih dahulu kepada Dewi Kwam Im. Baru kemudian dua keping kayu untuk mendapatkan izin dari Dewi. Lebih masuk ke area Pagoda Ekayana bisa kita jumpai sebuah kolam dengan air mancur yang dipercaya mampu mendatangkan rejeki dan keberuntungan. Terdapat patung katak raksasa yang menyimbolkan keberuntungan. Pada sisi kolam terdapat beberapa prasasti yang bertuliskan kebaikan duniawi, seperti panjang umur, pangkat, harta, keberuntungan, dan bahagia. Umat Buddha yang datang datang dan beribadah ke tempat ini biasanya juga melemparkan koin ke dalam kolam dan berdoa memanjatkan permohonan dan keberuntungan.
Vihara Ekayana memang begitu unik. Sebagai tempat beribadah, tempat ini menawarkan kunjungan menarik bagi wisatawan. Tak heran, jika di hari-hari libur, wisatawan maupun umat memadati tempat ini. Area tempat ibadah ini buka setiap hari dan setiap pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, hanya diharapkan untuk memberikan donasi sukarela dan mengisi buku tamu.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.