Tempat Perlindungan Satwa-satwa Langka dan Endemik
Taman Nasional Rawa Aopa Watmohai merupakan cagar alam yang dilindungi dengan ekosistem yang merupakan gabungan antara hutan hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana dan hutan rawa air tawar. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan taman nasional yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menjadi salah satu taman nasional tua yang dikukuhkan di Indonesia, pada tahun 1990 karena di tahun yang sama juga menjadi tahun pengukuhan UU Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang menjadi payung hukum pengelolaan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya di Indonesia.
Rawa Aopa Watumohai memiliki wilayah seluas 1.050 kmĀ² dengan Ketinggian taman ini bervariasi di atas permukaan laut hingga ketinggian 981 m. Kawasan ini menjadi tempat perlindungan satwa-satwa langka dan endemik. Tercatat ada 155 jenis burung dengan 37 jenis burung endemik dan 32 jenis burung langka. Hewan langka seperti Anoa, babirusa, buaya muara, rusa, musang sulawesi dan beberapa jenis primata seperti tangkasi dan monyet hitam juga terdapat di kawasan ini.
Selain satwa langka, kawasan ini juga memiliki 323 spesies tanaman. Banyaknya jenis spesies antara lain disebabkan oleh ekosistem yang bermacam-macam. Selain itu, juga sebagai lahan untuk mencari nafkah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan air tawar. Berbagai jenis ikan, mulai ikan gabus, pepuyu, bawung, nila dan sepat mereka tangkap dengan jala, bubu atau pancing. Sementara rumput dan pandan baru dianyam sebatas tikar, belum banyak dikreasikan sebagai bahan kerajinan.
Rawa Aopa memang tempat hidup bermacam jenis teratai, mulai teratai merah, putih, ungu hingga perpaduan beberapa warna sesuai cuaca. Ada yang mengapung dari jenis kiambang, ada yang tegak serupa anyelir. Selain teratai, mata dimanjakan dedaun talas yang lebar, panda berduri, pudak hijau, rumput bulat, dan bunga bakung. Keindahannya sangat khas, tak pelak pastilah surga bagi Anda yang gemar traveling yang dipadupadankan dengan dunia fotografi.
Terdapat juga jenis primata di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Adapun primata tersebut adalah tangkasi/podi (tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam (macaca nigra nigra). Ada juga satwa langka yang dilindungi, sperti anoa dataran rendah (babulus depressicornis), anoa pegunungan (babulus quarlesi), soa-soa (hydro saurus amboinensis), kuskus kerdil (strigocusvus celebensis celebansis), rusa (cervus timorensis djonga), babirusa (babyrousa babyrussa celebensis), dan musang sulawesi (macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii).
Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat potensi wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Pulau Harapan II, Pantai Lanowulu, dan Gunung Watumohai. Pulau Harapan II terletak di tengah-tengah Rawa Aopa, yang menyajikan keindahan panorama alam rawa dengan pamandangan burung-burung air yang sedang mengintai ikan. Di Pantai Lanowulu, wisatawan dapat berenang atau melakukan kegiatan wisata bahari, seperti berlayar dan memancing. Sedangkan di Gunung Watumohai, para wisatawan dapat melakukan kegiatan pendakian dan berkemah. Di lereng gunung tersebut, terdapat padang savana untuk tempat berkemah sembari melihat ratusan ekor rusa yang sedang merumput, burung-burung yang bernyanyi saling bersahutan, dan aneka satwa lainnya.
Jika Anda ingin melihat keindahan pemandangan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sebelumnya harus mendapatkan izin masuk, Anda harus datang ke balai TN terlebih dulu yang terletak di Jl. Poros Bombana no. 157 Lanowulu, Kec Tinanggea, Kab Konawe Selatan, setelah itu barulah Anda bisa menikmati keindahan pemandangan di tempat yang masih sangat asri ini. Ada beberapa sarana dan fasilitas yang telah dibangun di taman nasional ini untuk memberi kenyaman bagi para pengunjung, antara lain: gedung pusat pengunjung (wisma cinta alam), wisma tamu, asrama polisi khusus, pondok kerja, pondok jaga, menara pandang, shelter, dan lain-lain.
Perjalanan menuju Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dapat ditempuh malalui tiga jalur alternatif dengan menggunakan mobil pribadi atau mobil sewaan. Pertama: perjalan dimulai dari Kendari menuju Punggaluku, lalu menuju Tinanggea, kemudian ke Lanowulu dengan jarak 120 km yang ditempuh sekitar 2 jam 30 menit. Kedua: perjalan dimulai dari Kota Kendari menuju Motaha, lalu dilanjutkan ke Tinanggea, dan terakhir ke Lanowulu dengan jarak 130 km yang ditempuh selama 3 jam. Ketiga: perjalan dimulai dari Kota Kendari menuju Lambuya, kemudian dilanjutkan ke Aopa, lalu menuju Lanowulu yang berjarak sekitar 145 km dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.