Terdapat Ikan Purba di Dalam Danau
Ternyata, Indonesia pun punya danau yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah Danau Matano, keistimewaan Danau Matano adalah karena dengan kedalaman 590 meter, maka ia tercatat sebagai danau terdalam di Indonesia dan terdalam ke-8 di seluruh dunia. Danau Mantano berada di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.
Danau ini pun dikelilingi oleh Pegunungan Verbec yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam bahasa Dongi (bahasa asli Sorowako), Danau Matano berarti ‘mata air’. Sebab, danau ini terbentuk dari ribuan mata air yang muncul akibat gerakan tektonik (lipatan dan patahan kerak bumi) yang terjadi di lapisan batuannya. Danau Matano disebut danau yang indah karena danau ini warnanya biru seperti lautan. Biru, jernih dan nyaris tanpa riak. Danau Matano memiliki ukuran panjang 28 kilometer dan lebar 8 kilometer dengan kedalaman sekitar 1.969 kaki atau sekitar 590 meter. Alam di sekitar danau sangat segar dan membuat anda betah berada di Danau Matano, karena di sini alamnya sangat indah dengan hutan rimbun yang menyejukkan.
Saking jernihnya air Danau Matano, memungkinkan bagi anda untuk melihat langsung beragam kehidupan makhluk danau yang ada di dalamnya. Danau Matano cocok dijadikan tempat rafting karena mempunyai luas 16.408hektar dan terletak di 600 Mdpl. Air bersih dari Danau Matano membuat danau seperti kolam renang. Danau Matano dikembangkan pada tahun 1970 an dan didukung oleh PT. Inco yang merupakan perusahaan tambang nikel yang berada di pinggiran danau. Danau ini juga sering dijadikan tempat snorkeling seperti pantai, ski air, menyelam dan kano. Dengan menggunakan perahu tradisional (Katinting) selama menyusuri Danau terdalam di Asia Tenggara ini, mata Anda akan dimanjakan oleh keindahan panorama alam pegunungan dan tebing batu yang mengitari danau.
Danau Matano tentu tidak hanya menyajikan keindahan alam pengunungan disekelilingnya. Danau ini juga dihuni ratusan spesies fauna endemik seperti, udang, kepiting, siput, dan ikan. Bahkan sebagian besar fauna yang ada di Danau Matano, tidak bisa dijumpai di danau lain yang ada di Indonesia. Di danau ini juga terdapat spesies ikan endemik yang tergolong langka di dunia, masyarakat setempat menyebutnya ikan “Buttini”. Jenis ikan ini dijuluki ikan purba karena warnanya yang kecoklat-coklatan dan bentuknya yang mirip dengan binatang purba. Walaupun jenis ikan buttini tergolong jenis ikan yang langkah namun, masyarakat yang berada di pesisir Danau Matano menjadikan jenis ikan ini sebagai mata pencarian karena harga perkilonya cukup lumayan.
Bentuknya ikan buttini agak sedikit aneh. Bola matanya menonjol keluar dengan kulit berwarna kecoklat-coklatan, tetapi dagingnya terasa gurih saat dimakan. Bagi masyarakat setempat paling gemar menyajikan dengan cara di masak biasa, hanya mencampurkan bawang, jeruk kunyit, dan garam. Sayang sekali komunitas ikan Danau Matano mulai terusik dengan adanya ikan louhan. Sebab ikan louhan adalah predator yang sifatnya mengganggu spesies ikan-ikan lainnya. Danau ini bersifat isothermal , artinya suhu air di permukaan dan suhu air di dasar danau itu berbeda kurang dari dua derajat Celcius.
Di Danau Matano juga terdapat Goa Bawah Air. Mulut Goa Bawah Air tersebut bisa kelihatan dari atas disebabkan kejernihan air Danau Matano. Banyak wisatawan yang berkunjung ke sana hanya untuk sekedar berpose di depan mulut goa bawah air atau untuk menyelam ke dalamnya dengan menggunakan peralatan selam. Tiga dari enam buah gua yang ada sekitar Danau Matano berada tepat di bibir danau, di mana liang gua tersebut, alur liangnya tembus dari tebing batu ke air danau. Di dalam goa terdapat sisa-sisa peninggalan sejarah, seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan, yang diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun silam. Ada juga gua yang lokasinya berada tidak begitu jauh dari permukiman penduduk, di mana gua yang banyak dihuni kelelawar, terdapat banyak tulang belulang dan tengkorak manusia. Gua tersebut dinamai warga Matano dengan sebutan Gua Tengkorak. Menurut warga setempat tengkorak-tengkorak tersebut telah ada sejak ratusan tahun silam, jauh sebelum masuknya agama di Tana Luwu. Menurut sejarah setiap ada yang meninggal dunia mayatnya dimasukkan ke dalam liang batu.
Soal biaya, Anda tidak perlu terlalu memikirkannya jika ingin berekreasi di lokasi obyek wisata Danau Matano karena pemerintah setempat tidak menarik retribusi untuk masuk ke ke lokasi obyek wisata. Jika Anda ingin mengelilingi danau, anda bisa menyewa perahu dari penduduk lokal. Biaya sewa per hari berkisar antara Rp. 200.000-400.000, tergantung negosiasi yang anda lakukan dengan pemilik perahu.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.