CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Jawa Timur Mengunjungi Trowulan, Ibu Kota Kerajaan Majapahit Penguasa Nusantara

Mengunjungi Trowulan, Ibu Kota Kerajaan Majapahit Penguasa Nusantara

Candi Tikus
Candi Tikus

Mengunjungi Ibu Kota Kerajaan Majapahit

Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto merupakan bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan besar yang menguasai Nusantara pada tahun 1293 M - 1500 M. Di Kecamatan Trowulan ini banyak terdapat benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit, bahkan dipercaya sebagai pusat pemerintahannya. Namun hingga saat ini keberadaan pasti dari istana Kerajaan Majapahit masih belum di ketahui. Di kawasan ini terdapat beberapa situs peninggalan Kerajaan Majapahit berupa candi dan ada pula sebuah museum yang didirikan untuk menyimpan benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit.

Situs pertama adalah Candi Tikus, bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan atau pemandian, yaitu sebuah kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah. Yang menarik, adalah letaknya yang lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi terdapat di sisi utara, berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.

Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.

Kemudian ada Candi Bajang Ratu yang dikenal juga dengan Gapura Bajang Ratu, candi ini memiliki area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Sehubungan dengan bentuknya yang merupakan gapura beratap, Candi Bajang Ratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat. Ketinggian candi sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m. Gapura Bajang Ratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Pada masing-masing sisi yang mengapit anak tangga terdapat hiasan singa dan binatang bertelinga panjang. Pada dinding kaki candi, mengapit tangga, terdapat relief Sri Tanjung, sedangkan di kiri dan kanan dinding bagian depan, mengapit pintu, terdapat relief Ramayana. Pintu candi dihiasi dengan relief kepala kala yang terletak tepat di atas ambangnya. Di kaki ambang pintu masih terlihat lubang bekas tempat menancapkan kusen. Mungkin dahulu pintu tersebut dilengkapi dengan daun pintu.

Selain dua candi di atas, masih ada Candi Brahu, nama Brahu dihubungkan diperkirakan berasal dari kata 'Wanaru' atau 'Warahu', yaitu nama sebuah bangunan suci yang disebutkan di dalam prasasti tembaga 'Alasantan' yang ditemukan kira-kira 45 meter disebelah barat Candi Brahu. Prasasti ini dibuat pada tahun 861 Saka atau, tepatnya, 9 September 939 M atas perintah Raja Mpu Sindok dari Kahuripan. Menurut masyarakat di sekitarnya, candi ini dahulu berfungsi sebagai tempat pembakaran jenasah raja-raja Brawijaya. Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan terhadap candi tersebut tidak menunjukkan adanya bekas-bekas abu atau mayat, karena bilik candi sekarang sudah kosong.

Selain candi-candi di atas, ada juga Museum Trowulan yang dikelola oleh BP3 Jawa Timur. Museum ini menyimpan banyak benda - benda peninggalan dari kerajaan Majapahit serta informasi-informasi tentang kerajaan Majapahit. Di museum ini terdapat sebuah gedung utama yang berfungsi untuk menyimpan koleksi-koleksi bersejarah serta sebagai kantor untuk urusan administratif museum dan juga terdapat beberapa joglo kecil tanpa dinding untuk memamerkan arca-arca berukuran besar.

Untuk mencapai Kecamatan Trowulan sendiri tidaklah sulit, dari Surabaya anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menaiki bus dari Terminal Bungurasih /  Purabaya dengan trayek Surabaya - Jombang, Surabaya - Trenggalek, Surabaya - Ponorogo, atau Surabaya - Solo - Jogja dan turun di Trowulan.

Sudah dibaca 7987 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar