Sudah Berdiri Sejak Tahun 1956
Mengintip dunia perkulineran memang cukup menyenangkan, apalagi dunia kuliner di kota Surabaya. Karena di kota inilah, kita bisa menikmati berbagai macam kuliner yang variasinya tidak sedikit. Lontong Balap merupakan salah satu kuliner yang sudah cukup legendaris di Kota Surabaya. Salah satu penjual lontong balap yang sudah cukup melegenda yaitu Lontong Balap Garuda Pak Gendut yang berada di Jalan Kranggan, di depan eks. Bioskop Garuda, Surabaya. Saat ini telah pindah di Jl. Prof. Dr. Moestopo No 11, Surabaya.
Lontong Balap ini sudah dirintis sejak tahun 1956 oleh Pak Gendut, namun sekarang usaha ini dilanjutkan oleh anak-anaknya setelah Beliau meninggal dunia. Lontong Balap Cak Gendut, yang kini dikelola anak lelakinya, Aris Taufiq, 35 tahun, sebenarnya baru 28 Oktober 2012 pindah ke Jalan Moestopo depan kantor PDAM Surabaya. Sebelumnya, selama berpuluh tahun, lontong balap itu berada di trotoar Jalan Kranggan, tak jauh dari gedung bioskop Garuda. Oleh karena itu dinamakan Lontong Balap Garuda. Di warung kaki lima itulah Haji Abdul Rohim alias Cak Gendut membuka usaha yang ia warisi dari sang ibu, Saunah. Saunah, warga Kampung Margo Rukun, membuka warung lontong balap itu sejak 1958. Cak Gendut lantas meneruskan usaha ibunya itu sejak 1987.
Di depotnya yang baru, Aris melengkapi rumah makannya dengan fasilitas toilet dan musala di lantai dua. Konon, nama Lontong Balap ini bermula dari para penjual lontong yang berjualan keliling ke kampung-kampung dengan memikul 2 gentong di kanan dan kirinya. Yang satu sebagai wadah bahan dan yang satunya lagi untuk peralatan lainnya, karena bebannya yang cukup berat, sehingga penjual tersebut berjalannya sangat cepat seperti orang yang sedang balapan. Kata balapan itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya mengadu kecepatan, Bukan hanya itu, ada versi sejarah lontong balap yang tak kalah lucu. Menurut beberapa orang, dahulu penjualan lontong balap terpusat di satu tempat. Hanya saja, para penjual itu menggunakan alat makan secara bersamaan. Karena itu, pemakaiannya harus beradu cepat. Namun ada juga yang menyebutkannya dalam versi lain tentang asal-usul lontong balap yang kini menjadi salah satu kuliner khas Surabaya.
Terlepas dari semua itu, Lontong Balap adalah salah satu kuliner yang wajib dicoba jika Anda mengunjungi kota Surabaya. Seporsi Lontong Balap terdiri dari potongan lontong, tahu goreng, lentho dan ditaburi taoge yang melimpah. Kemudian disiram dengan kuah, tak lupa sebelum disajikan ditaburi dengan bawang goreng, kecap dan bumbu petis serta sesendok sambal. Sebagian besar kuliner khas Surabaya selalu ditambah dengan petis. Rasa yang tercipta dari perpaduan isian Lontong Balap sangat unik, pedas, gurih dan juga menyegarkan. Rasanya semakin semakin sempurna jika dinikmati bersama sate kerang dan ditutup dengan segelas teh manis hangat, namun kalau Anda ingin rasa pedasnya tidak cepat pergi dan perut menjadi lebih kenyang, bisa juga memesan es degan yang menggoda.
Satu unsur yang paling unik adalah lentho goreng. Tentang lentho, secara struktur memang mirip dengan perkedel, tapi ini terbuat dari kacang tolo yang ditumbuk halus dan disatukan dengan adonan dari parutan singkong dan bumbu-bumbu lainnya, kemudian digoreng. Yang spesial dari lentho di Lontong Balap Pak Gendut ini adalah lentho dibuat hanya dengan kacang tolo yang dibumbui, sehingga dihasilkan lentho yang renyah dan awet meskipun dicampur dengan kuah Lontong Balap.
Kuah Lontong Balap sendiri merupakan campuran air kaldu, bumbu, dan bawang goreng. Selain menyegarkan, Lontong Balap juga merupakan paduan rasa manis, asin, dan gurih. Aromanya memang tidak terlalu kuat dan menggoda, namun begitu dicicipi, segar kuahnya membuat Anda ingin menghabiskan seporsi sampai licin tandas. Taugenya juga masih segar. Hanya dengan Rp. 10.000 untuk satu porsi, kenikmatan yang satu ini tidak boleh dilewatkan jika Anda mengunjungi Kota Surabaya.