SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Sumatera Selatan Jembatan Ampera Kemegahan Simbol Kota Palembang

Jembatan Ampera Kemegahan Simbol Kota Palembang

Jembatan Ampera Palembang Sumatera Selatan
Jembatan Ampera Palembang Sumatera Selatan

Penghubung Dua Daerah yang Dipisahkan Sungai Musi

Jika Jakarta identik dengan tugu monas, maka Palembang identik dengan Jembatan Ampera sebagai ikon kota yang terkenal dengan kuliner empek-empek nya ini. Masyarakat Kota Palembang sepakat, jembatan yang menghubungkan wilayah seberang ilir dan seberang hulu ini merupakan simbol kota yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Tidak mengherankan jika berbagai panggung hiburan yang digelar di Kota Palembang kerap diadakan di seputaran Jembatan Ampera. Jembatan Ampera terletak di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

Jembatan Ampera fungsinya sebagai penghubung antara Seberang Ulu dan Seberang hilir yang di pisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan Ampera mempunyai panjang lebih dari 1000 meter dengan lebar 22 meter (4 lajur kendaraan), dengan ketinggian mencapai 63 meter. Pada masanya, Jembatan Ampera tercatat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Ide pembangunan Jembatan Ampera sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda di tahun 1906, dengan tujuan utama untuk menghubungkan dua daerah di Palembang yang terpisah oleh Sungai Musi, yaitu seberang ilir dengan seberang hulu.

Jembatan Ampera di bangun pada April 1962, awalnya Jembatan Ampera di beri nama Jembatan Bung Karno. Peresmian pemakaian Jembatan dilakukan pada tahun 1965 sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan, pada saat itu Jembatan Bung Karno adalah Jembatan terpanjang di Asia Tenggara, dikarenakan gerakan anti Bung Karno yang sangat kuat maka pada tahun 1966 nama Jembatan tersebut diganti dengan Ampera (Amanat Penderitan Rakyat) sampai sekarang.

Keistimewaan Jembatan Ampera adalah dulunya pada agian tengah Jembatan Ampera bisa di angkat yang dimaksudkan agar kapal-kapal yang melewati Sungai Musi tidak terbentur dengan badan Jembatan, pemberat masing-masing bandul mencapai 500 ton, dengan kecepatan pengangkatan bandul 10 meter per menit, pada saat bagian atas jembatan dapat diangkat kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi 44,50 meter dapat melalui sungai Musi. Kecepatan membuka jembatan sekitar 10 meter/ menit, dan dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk membuka jembatan secara penuh. Kini, Jembatan Ampera sudah tidak dibuka kembali, selain sudah tidak dilintasi perahu besar, waktu yang lama untuk membuka jembatan akan menganggu arus lalu lintas yang ada di atasnya. Saat fungsi terbuka jembatan tidak digunakan lagi, maka bandul seberat 500 ton yang ada di kedua menara jembatan diturunkan, hal tersebut dilakukan demi pertimbangan keamanan.

Sebagai ikon Kota Palembang, Jembatan Ampera terus mengalami perubahan dan peremajaan. Jembatan Ampera di kala malam dihiasi lampu-lampu sehingga nampak indah dan eksotis. Banyak yang berpendapat, menyaksikan Jembatan Ampera di kala malam seperti menyaksikan eksotika Venesia di Italia. Dari atas Jembatan Ampera akan terlihat Benteng Kuto Besak yang masih kokoh berdiri. Sementara Plasa Benteng Kuto Besak terdapat pasar kuliner malam yang selalu dipenuhi para pengunjung. Tak heran jika banyak yang berpendapat, melancong ke Palembang belum lengkap jika belum menyaksikan keindahan Jembatan Ampera di malam hari.

It has been read 24692 times

Comments

  • There are no comments for this article.
 
Please wait...

You are not allowed to post comments. Please login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar