Terdapat Beberapa Tempat Wisata Menarik di Pulau Ini
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar di Indonesia, secara administratif berada di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Pulau dengan luas wilayah 40 km persegi ini terletak di zona perairan Samudra Hindia pada posisi antara 102,05o BT dan 5,17o sampai 5,31o LS. Sebagai sebuah kecamatan tersendiri, Enggano secara administratif terdiri dari 3 pulau kecil yaitu: Pulau Dua, Pulau Bangkai, dan Pulau Merbau. Kecamatan Enggano terbagi dalam 6 Desa yaitu Desa Kahyapu, Desa Kaana, Desa Malakoni, Desa Apoho, Desa Meok, dan Desa Banjar Sari. Adapun jumlah penduduk di pulau ini sekitar 3.000 jiwa (tahun 2002), yang tersebar di 6 desa tersebut.
Untuk menuju pulau ini masih tergolong sulit karena penyebrangan menuju pulau ini tidak dilakukan tiap hari, dan biasanya hanya dilakukan dua atau tiga kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan penyebranganya berdasarkan kondisi cuaca dan ombak yang sering mengalami cuaca buruk di perairan Bengkulu. Untuk menuju pulau ini, anda bisa menuju dermaga pulau baai yang berada tak jauh dari pusat kota dan hanya sekitar 20 menit dari Bandara Fatmawati dengan kendaraan bermotor. Dari dermaga pulau baai, anda bisa menggunakan kapal yang melakukan penyebrangan kesana yakni KMP Raja Enggano atau KMP Perintis, bedanya jika anda menggunakan KMP Raja Enggano, anda akan tiba di pelabuhan Kahyapu Enggano, sedangkan KMP Perintis akan tiba di pelabuhan Malakoni Enggano. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 12-18 jam, tergantung dari keadaan cuaca ketika pelayaran.
Wisata Nama Enggano sendiri, diambil dari bahasa portugis berarti ‘kecewa’, hal tersebut diketahui dari catatan seorang berkebangsaan Portugis Cornelis de Houtman yang tiba di pulau ini pada tahun 1596. Pulau ini terkenal akan hasil perairan dan keindahan alam yang belum tersentuh dengan beragam pembangunan. Sehingga, suasana yang akan anda dapatkan benar-benar terasa alami. Pulau yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani kelapa sawit ini secara ekologi sangat kaya dengan sumber daya alam, baik yang terdapat di daratan maupun di perairan lautnya. Namun, ekosistem Enggano sangat rentan rusak, karena struktur pulaunya yang tersusun dari batu karang dengan ketebalan tanah permukaan sangat tipis, hanya 1—2 meter saja.
Di dalam pulau yang dikelilingi hamparan pasir putih yang sangat luas ini, terdapat dua obyek wisata yang indah dan cukup terkenal, yaitu Taman Burung Gunung Nanu’ua dan Pantai Humo. Di Taman Burung Gunung Nanu’ua, terdapat dua spesies burung langka yang dilindungi oleh pemerintah, yaitu Burung Kacamata Enggano dan Burung Celepuk Enggano. Selain di Taman Burung Gunung Nanu’ua, spesies burung sebaran-terbatas itu juga sesekali dapat dijumpai di lahan pertanian, terutama perkebunan kelapa, dan lahan-lahan terbuka di sekitar perkampungan.
Selanjutnya beralih ke Pantai Humo. Pantai yang terkenal dengan hamparan pasir putihnya yang halus ini memiliki ekosistem laut yang cukup kaya. Di sepanjang bibir pantai, pengunjung dapat menjumpai banyak kepiting dan hewan-hewan kecil bercangkang yang berkeliaran secara bebas. Di pantai ini juga hidup berbagai jenis ikan-ikan kecil berwarna-warni yang sering berenang di tepi pantai dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Yang paling sering dijumpai adalah ikan berwarna biru dengan strip kuning-putih dan ikan berwarna merah dengan variasi putih dan perak di tubuhnya.
Selain itu, pantai yang memanjang sekitar dua kilometer dari utara ke selatan, dengan lebar sekitar 200 meter dari tepi laut ini juga memiliki kumpulan karang atau oleh masyarakat setempat disebut tubiran yang dapat digunakan sebagai titian untuk berjalan agak ke tengah laut. Tubiran yang mirip dermaga ini juga sering digunakan oleh pengunjung dan masyarakat setempat sebagai tempat memancing. Lokasinya yang menjorok ke laut membuat tubiran ini menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan laut.
Selain memiliki dua lokasi wisata yang indah tersebut, Pulau Enggano juga memiliki keistimewaan lainnya, yaitu hutan bakau yang sangat lebat yang secara alamiah berfungsi sebagai penahan laju abrasi pantai. Di hutan bakau ini, hidup beraneka jenis burung, seperti burung pelatuk, burung pergam enggano, burung beo, burung nuri, burung kakatua, dan berbagai jenis burung lainnya. Bagi anda yang ingin menyelami keindahan bawah laut, anda juga tak perlu khawatir. Karena keindahan yang ditawarkan dari pesona bawah laut Pulau Enggano ini tak kalah dengan tempat-tempat lainnya.
Bagi Anda yang ingin menyambangi dan berkeliling di Pulau Enggano, sebaiknya Anda membawa sepeda motor sendiri. Sebab, di pulau ini satu-satunya angkutan umum adalah sebuah truk dan sebuah bus. Kedua jenis angkutan umum itu hanya beroperasi di hari-hari kedatangan dan keberangkatan kapal saja, sehingga di hari-hari biasa nyaris tidak ada angkutan umum yang beroperasi. Selain kekurangan angkutan umum, Pulau Enggano juga belum memiliki fasilitas penginapan dan rumah makan yang memadai. Kurangannya fasilitas penunjang dan promosi membuat potensi pariwisata di Pulau Enggano belum banyak tergarap secara maksimal.
Namun, Anda tidak perlu khawatir akan masalah itu. Penduduk Enggano merupakan masyarakat yang sangat terbuka dan ramah terhadap pendatang. Jika Anda belum memiliki kenalan di Pulau Enggano, Anda tinggal datang saja kepada kepala desa atau kepala suku setempat. Para pemuka masyarakat tersebut akan memberi tumpangan dan makanan kepada Anda. Makanan yang biasa disuguhkan masyarakat Enggano adalah nasi dari padi gogo dan ikan. Ikan selalu menjadi menu utama di Pulau Enggano karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
Bagi anda yang benar-benar penikmat alam yang masih alami, pulau ini menjadi salah satu lokasi liburan yang sangat cocok untuk anda. Selain banyaknya aktifitas yang bisa anda lakukan, anda juga bisa menikmati indahnya alam sembari bersantai di pinggir pantai.