CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Bali Pura Uluwatu Eksotisnya Pura di Ujung Tebing

Pura Uluwatu Eksotisnya Pura di Ujung Tebing

Pura Uluwatu Bali
Pura Uluwatu Bali

Nikmati Indahnya Sunset di Atas Tebing

Pura Uluwatu dipercaya oleh umat Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin atau disebut dengan Pura Sad Kahyangan. Pura Luhur Uluwatu masih menjadi bagian dari wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, lokasinya berada disekitar 25 km ke arah selatan dari wilayah wisata Kuta, terletak di ujung Barat Daya Pulau Dewata, tempatnya tergolong terjangkau dari tempat-tempat pariwisata lainnya.

Kawasan sekitar Pura Uluwatu, Kabupaten Badung, menjadi obyek wisata favorit di Pulau Dewata, sehingga dikunjungi banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bahkan terbanyak kedua setelah Tanah Lot di Kabupaten Tabanan. Pura Uluwatu salah satu obyek wisata andalan Pulau Dewata, dibangun di atas batukarang terjal dan tinggi sekitar 70 meter, posisi karang ini menjorok ke laut (samudra Indonesia) yang terkenal dengan keindahan sunset / matahari tenggelam. Pura Uluwatu berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa  Rudra.

Nama Uluwatu adalah berasal dari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh karena itu Pura Uluwatu berarti Pura yang dibangun di ujung tebing. Pura Uluwatu terletak 30 km selatan Kota Denpasar, atau 15 km dari Bandara Ngurah Rai. "Pura ini memiliki daya tarik tersendiri,
Terdapat pula hutan kering kecil yang sering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan bagian dari Pura dan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. dan dilindungi oleh masyarakat sekitar.

Menurut Lontar Kusuma Dewa, pura ini didirikan atas anjuran Mpu Kuturan sekitar abad kesebelas, sebagai tempat untuk menurunkan ajaran Desa adat dengan segala aturan-aturannya dan selanjutnya pura ini dipakai untuk memuja oleh seorang pendeta suci beliau bernama Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta berasal dari Jawa, datang untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama adilihung pada tahun 1546 M, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel.

Lokasi pura ini dinilai sangat indah dan menakjubkan, karena berada di atas tebing yang langsung menghadap ke laut lepas. Suasana ini membuat Pura Uluwatu yang didirikan sekitar abad XI semakin terkesan kesakralannya. Tebing yang curam dan tinggi di pura ini merupakan tempat yang tepat untuk menyaksikan matahari terbenam di ufuk barat. Turis tentu senang bisa menyaksikan suasana matahari terbenam yang dipadukan dengan hamparan laut serta deburan ombaknya. Sebab dalam suasana matahari semakin merendah, semburan cahaya kekuning-kuningan menjadikan pemandangan semakin syahdu.

Di balik Meru utama (pagoda) pada Pura Uluwatu, terdapat sebuah patung batu gamping perwujudan Brahman yang memandang Samudera Hindia, dikatakan patung tersebut merupakan perwujudan dari Danghyang Nirartha. Di dalam komples Pura terdapat perahu yang diyakini sebagai milik Danghyang Nirartha ketika melakukan perjalanan dari Jawa. Yang terkenal dari Pura Uluwatu adalah arsitektur yang luar biasa di batu karang hitam, dirancang indah dengan pemandangan spektakulernya. Terkenal tidak hanya karena posisinya yang unik, Uluwatu juga merupakan salah satu Pura tertua di Bali. Menjadi tempat berselancar yang populer untuk orang yang sangat berpengalaman.

Warung-warung kecil berjajar di tebing menawarkan tempat nyaman untuk memandang Samudera Hindia yang luar biasa luas. Monyet menghuni Pura dan tebing dengan wajah penuh harap untuk pisang atau kacang dari para pengunjung. Di kawasan pura tersedia stage tempat digelarnya pertunjukan tari Kecak setiap sore hari, dengan latar belakang sunset menjadikannya sebuah pertunjukan spektakuler, dengan diiringi oleh kelompok penari laki-laki berjumlah sekitar 50 orang. Pergelaran ini sengaja diadakan untuk wisatawan di areal Pura Uluwatu setiap hari setelah tenggelamnya matahari.

Objek wisata Uluwatu memang kita kenal sebagai tempat yang menawarkan keindahan matahari terbenam, dimana bola bundar dengan rona jinnga kemerahan ini seolah tenggelam ditelan samudera Indonesia di sebelah Barat kaki cakrawala, ditambah paduan tari Kecak dipentaskan setiap sore harinya dimulai pukul 18.00 selama 1 jam, menjadikanya objek paling dicari pada sore hari oleh wisatawan, pementasan Tari Kecak ini tergolong paling menarik dan mengasikkan, dengan durasi pementasan cukup lama, latar belakang sunset, serta penonton kadang-kadang diajak ikut berinteraksi. Sehingga menjadikannya pengalaman menarik. Jika anda Liburan ke pulau ini sempatkan untuk menikmati sunset di Pura Uluwatu dengan hiburan tari kecak.

Sudah dibaca 6453 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar