CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Wisata Kuliner Kuliner Payakumbuh Galamai Camilan Sejenis Dodol Khas Payakumbuh

Galamai Camilan Sejenis Dodol Khas Payakumbuh

Galamai Khas Payakumbuh
Galamai Khas Payakumbuh

Rasa Galamai Mirip Jenang Kudus yang Manis dan Legit di Mulut

Galamai cukup populer di kawasan Sumatera Barat terutama di wilayah Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. Galamai merupakan cemilan sejenis dodol atau jenang yang berkembang di Payakumbuh. Namun, selain di Payakumbuh, cemilan ini juga ditemukan di berbagai tempat di Sumatera Barat, antara lain Solok, Pariaman, Pandaisikek dan Pasaman. Penyebutan kuliner ini juga bervariasi di tiap daerah. Antara lain, Galamai, Kalamai, Calamai dan Gelamai.

Bahan dasar dari pembuatan Galamai adalah tepung beras ketan, santan, gula aren atau gula tebu. Tepung beras ketan dimasak bersama santan kelapa dan gula tebu atau gula aren dengan menggunakan sebuah kuali yang sangat besar. Cara pembuatannya memang tidak terlalu rumit, tapi juga membutuhkan tenaga yang cukup banyak.

Memasak Galamai bisa menghabiskan waktu seharian, sebab untuk membuat adonan yang pas dan ideal banyak hal yang harus diperhatikan, seperti komposisi bahan, dan panas/besar api, untuk itu diperlukan pengalaman dan keuletan dari pemasak. Bahan bakarnya adalah kayu bakar, yang terbaik adalah batang kayu manis (casia vera atau cinnamon) yang telah kering.

Adonan tersebut harus diaduk terus supaya tingkat kekentalannya merata, bagi yang tidak sabar dan lengah dalam mengaduk, bisa-bisa Galamai yang dihasilkan tidak legit. Untuk itu perlu kesabaran dalam proses pembuatannya. Untuk menyiasatinya, biasanya pengerjaannya bisa dilakukan oleh 2-3 orang, atau lebih banyak orang untuk pembuatan dalam jumlah yang besar. Ketiga jenis bahan itu dimasak dalam suatu kuali besar hingga membentuk gumpalan yang liat dan berwarna kecokelatan. Gumpalan ini akan dipotong dan dibentuk sebelum adonannya dingin.

Dari segi rasa, Galamai mirip dengan jenang kudus yang manis dan legit di mulut. Sedikit berbeda dengan dodol atau jenang, dalam adonan Galamai ditaburkan kacang tanah yang disangrai. Penambahan kacang tanah ini memberikan sentuhan rasa gurih renyah yang unik pada Galamai. Awalnya Galamai hanya dibuat untuk acara-acara perayaan seperti pernikahan, turun mandi, hari raya dan upacara-upacara adat lainnya. Namun sekarang, Galamai banyak diproduksi untuk dijual sehingga bisa ditemui di toko-toko kuliner dan oleh-oleh yang ada di Sumatera Barat terutama daerah Payakumbuh.

Galamai menjadi lambang penghulu dalam suku Minang. Dalam upacara, panganan ini menggambarkan sosok bijaksana dan berpengalaman luas serta memiliki kelembutan hati. Galamai juga menjadi bekal merantau masyarakat Minang. Cara penyimpanannya cukup unik. Galamai yang baru saja matang diletakkan di dalam tempurung kelapa yang dibelah menjadi dua. Galamai yang disimpan dalam tempurung ini, diyakini bisa bertahan hingga 2 bulan.

Sudah dibaca 4249 kali

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar