Proses Pembuatan Kue Putri Gunung Ini Membutuhkan Waktu yang Cukup Lama
Pacitan adalah gudangnya kuliner berbahan baku ketela. Dikarenakan Pacitan adalah daerah dengan penghasil ketela pohon yang cukup besar, maka banyak diantaranya kuliner Pacitan menggunakan bahan dasar ketela pohon, salah satunya Putri Gunung. Kue Bajingan atau yang biasa disebut Kue Putri Gunung cukup populer di Pacitan, Jawa Timur.
Kue berbahan baku ketela ini, bercita rasa manis legit, empuk dan kenyal di mulut dan cocok saat disantap sebagai kuliner camilan keluarga. Tak heran kue tradisional khas Pacitan ini menjadi kuliner buruan penikmatnya. Untuk proses pembuatan Kue Putri Gunung ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar tujuh jam. Salah satu yang kemudian dilakukan selama proses pembuatan Kue Putri Gunung adalah proses fermentasi karena adanya kandungan ragi tape di dalamnya yang menambah kekenyalan Kue Putri Gunung ini sampai tiada sisa terakhir di setiap sajiannya.
Sebelum proses menjadi Kue Putri Gunung, Anda harus mempersiapkan jauh-jauh hari air mira, yaitu air yang diambil dari getah pohon kelapa. Proses pengambilannya pun memerlukan waktu yang cukup lama. Air mira akan digunakan untuk merebus ketela pohon pilihan yang telah dibersihkan kulitnya dan dicuci terlebih dahulu, lalu keduanya pun direbus selama 8 jam. Proses perebusan hingga air mira benar-benar terserap habis di ketela pohon. Setelah 8 jam, ketela pohon yang telah direbus tadi diangkat untuk didinginkan. Setelah dingin, Kue Putri Gunung basah pun siap dihidangkan.
Jika berminat dengan Kue Putri Gunung goreng, Kue yang sudah dingin tadi dicampur ke dalam adonan tepung terigu dan di goreng hingga menampilkan tekstur yang krispy dan legit. Rasa manis dan legit yang berasal dari perpadun ketela pohon, Gula Jawa, Santan Kelapa dan hasil fermentasi serta pengolahan yang sederhana itu ternyata sangat layak untuk diangkat menjadi kuliner tradisional favorit anda. Sayangnya, Kue Bajingan atau Kue Putri Gunung ini semakin sulit ditemui, karena bahan dasarnya yang jarang dibudidayakan masyarakat Pacitan. Selain itu, lamanya proses pembuatan menjadi salah satu faktor langkanya pembuat Kue Bajingan.