Kue Ini Tersaji Dalam Keadaan Matang dan Setengah Matang
Adonan yang terdiri dari tepung terigu, gula, telor, air dan mentega itu mengisi cetakan berbentuk balok yang terdapat di atas anglo*. Dimasak dengan cara dibakar, menggunakan arang. Anglo harus terus dikipas hingga adonan matang kecokelatan. Hasil akhirnya menyerupai bentuk balok kayu yang melengkung di atasnya. Tak heran jika jajanan tradisional ini dinamai Kue Balok. Jajanan Bandung yang menjadi cikal bakal lahirnya bolu ini sempat hits di era 60-an. Tak lekang dimakan jaman. Buktinya beberapa penjual Kue Balok masih eksis tersebar di kota Bandung. Salah satunya adalah Kue Balok Pak Didin yang bertempat di Jalan Abdul Rahman Saleh (Pajajaran).
Menempati lokasi yang strategis membuat kios ini ramai dikunjungi masyarakat. Tempatnya yang tidak jauh dari bandara Husein Sastranegara, menyebabkan banyak touris mancanegara yang berkunjung untuk mencicipi Kue Balok tersebut dan ternyata ketagihan untuk membeli Kue Balok Pak Didin lagi. Meski tanpa plang, gerobak yang terang, serta hamparan kursi dan meja di pinggir jalan itu cukup menyita perhatian. Mencari parkir pun mudah, karena Jalan Pajajaran yang cenderung luas, sehingga kendaraan bisa di parkir di bahu jalan.
Beroperasi dari pukul empat sore hingga pagi dini hari, membuatnya dinobatkan sebagai salah satu tujuan nongkrong muda-mudi yang ingin cemal-cemil cantik tengah malam. Setiap malam kios ini banyak dikunjungi remaja hingga orang tua untuk nongkrong bersama teman-temannya, berbincang-bincang santai sambil menikmati kue balok dengan secangkir kopi atau teh. Kue Balok Pak Didin yang kini tengah dikelola oleh generasi kedua ini disajikan dalam 2 pilihan, yakni matang dan setengah matang. Citarasa yang dimiliki kue tradisional ini, bisa dikatakan unik. Sebab rasa manis yang seharusnya dominan akan bercampur dengan rasa gurih di bagian dasar dan sisinya yang kering. Kue ini akan lebih nikmat jika disantap saat panas. Memotong dan meniup-niup kue yang panas, menambah sensasi lain dari teksturnya yang kenyal saat digigit.
Sampai saat ini Kue Balok Pak Didin masih tetap bertahan dan mempunyai pelanggan tetap dari berbagai kota hingga warga asing. Usaha yang dirintis pak Didin sejak tahun 1967, kini dikelola oleh anaknya Tomy Maulana, dengan tetap mempertahankan cita rasa yang khas dari Kue Balok tersebut. Persaingan dengan jenis makanan lain yang sejenis, membuat Tomy menawarkan varian rasa lain dari kue baloknya, diantaranya kacang, cokelat, keju, blueberry dan kismis, dengan rasa favorit coklat dan keju. Anda tertarik untuk menikmati seperti apa legitnya Kue Balok Pak Didin? Datang saja ke Bandung dan susuri Jalan Padjajaran, sebab kedainya memang berada di pinggir jalan.