CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Pusat Oleh Oleh Oleh-oleh Khas Makassar Dangke Keju Tradisional Khas Enrekang Makassar

Dangke Keju Tradisional Khas Enrekang Makassar

Dangke Enrekang Makassar
Dangke Enrekang Makassar

Merupakan Fermentasi Susu Kerbau atau Susu Sapi

Dangke merupakan makanan tradisional yang disajikan sebagai lauk pendamping makanan pokok nasi sehari-hari bagi masyakarat Makassar khususnya di Kabupaten Enrekang. Makanan ini agak langka, dan agak susah didapatkan di Makassar atau kota lain di Sulawesi Selatan. Sebagai penghasil Dangke pertama, Kabupaten Enrekang sudah memiliki hak paten Dangke. Jika ingin menikmati Dangke di Kabupaten Enrekang, butuh waktu sekitar 5 jam perjalanan dengan mobil dari kota  Makassar. Akan ditemukan banyak penjual Dangke di sepanjang jalan Kecamatan Enrekang, Alla, dan Anggeraja. Pasar-pasar tradisional di Enrekang juga banyak menjual Dangke.

Jika orang bule punya keju, maka orang Enrekang punya Dangke. Di kalangan wisatawan, banyak yang menyebut Dangke dengan sebutan keju lokal karena proses pengolahannya yang memisahkan protein susu dengan air. Sekilas makanan ini seperti tahu karena memiliki tekstur dan warna yang sama. Namun Dangke teksturnya lebih rapat dan halus jika dibandingkan dengan tahu. Bedanya, jika tahu dibuat dari fermentasi kacang kedelai.

Rasa Dangke gurih dan lezat, pasti  akan membuat Anda ketagihan untuk mencoba dan mencoba lagi. Tak heran bila Dangke bisa dijadikan sebagai salah satu makanan khas yang dapat menarik wisatawan.  Menurut Kepala Dinas Kabupaten Enrekang, mengatakan bahwa Dangke sudah sampai Malaysia dan Jepang. Konon, makanan ini mulai dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Sekitar tahun 1900-an. Ada yang bilang, makanan ini bernama Dangke, gara-gara seorang pastor berkebangsaan Jerman ditawari makanan ini dan mengatakan terimakasih dalam bahasa Belanda. Sejak itu, makanan keju Enrekang ini dikenal dengan nama Dangke.

Tak hanya menjadi favorit orang Enrekang tapi juga sampai Makassar, Kalimantan, hingga ke luar negeri seperti Jepang dan Malaysia makanan ini sudah diekspor. Berbeda dengan keju orang bule, Dangke dimakan sebagai lauk, teman makan nasi. Dangke juga terkenal memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi. Dangke dibuat dengan merebus campuran susu kerbau, garam, dan sedikit getah buah pepaya. Getah pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi memisahkan protein dengan air. Hasil rebusan tersebut kemudian disaring, dibuang airnya, dan kemudian dicetak ke dalam batok kelapa, lalu setelah dingin dan memadat dikeluarkan dari cetakan dan dibungkus daun pisang. Dangke dapat langsung disajikan atau diolah lagi menjadi variasi makanan lain seperti Dangke bakar, Dangke goreng dan lain-lain.

Dangke ini sehat, karena bahannya terbuat dari susu dan tidak memakai bahan perasa, pewarna, atau pengawet sama sekali. Makanan ini cocok untuk anak-anak maupun dewasa, untuk memenuhi kecukupan gizinya. Harga Dangke cukup mahal sekitar Rp.20.000 per biji. Dangke ini biasanya disajikan dengan cara digoreng lalu dihidangkan dengan sepiring nasi putih panas-panas, dengan cocolan sambal, namun kini olahan kuliner dari bahan Dangke kian beragam jenisnya. Selain keripik, Dangke juga bisa dibuat menjadi bakso, sup, nugget sampai campuran kue, makanya tidak salah jika dangke dijuluki sebagai kejunya orang Enrekang.

Dangke bisa bertahan hingga satu bulan. Jadi Anda tidak perlu khawatir jika ingin membawa Dangke sebagai oleh-oleh untuk keluarga, karena Dangke bisa dibawa sampe berjam-jam atau bahkan beberapa hari. Sebelum Dangke dibawa sebaiknya makanan ini dipanaskan dan dimasukkan ke dalam lemari es supaya bisa bertahan lama.

Sudah dibaca 19395 kali

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar