Kenikmatan Brem Khas Pulau Dewata
Bila Anda jalan-jalan ke Jawa Timur ataupun Bali, Brem merupakan minuman dan makanan tradisional yang tidak boleh dilupakan sebagai oleh-oleh. Anda pasti sudah sering melihat Brem. Tak hanya yang dijual di Bali, Brem sudah tersebar di seantero Indonesia dijual sebagai oleh-oleh khas lokasi pariwisata. Di Bali, Brem yang dijual tidak hanya berbentuk kotak-kotak persegi. Melainkan ada Brem yang dijual cair, Brem ini dikemas dalam botol-botol.
Minuman Brem Bali awalnya hanya bagian dari ritual adat dan keagamaan di Pulau Dewata yang sebagian besar warganya memeluk agama Hindu. Namun kini minuman yang terbuat dari ketan hitam atau merah dan ketan putih yang difermentasi ini menjadi welcome drink bagi para tamu. Bahkan juga menjadi oleh-oleh khas Bali. Di jepang minuman ini disebut sake dan philipina dinamakan tapuy. Brem Bali merupakan produk cair yang mengandung alkohol, gula pereduksi, gas C02, dan sedikit asam organik. Brem terbentuk dari reaksi antara zat tepung dengan enzim dan sedikit air, sehingga menghasilkan gula. Kemudian gula yang dihasilkan bereaksi lagi dengan enzim, sehingga menghasilkan alkohol dan gas C02. Brem Bali biasanya dikonsumsi setelah makan.
Brem cair dibuat melalui proses fermentasi. Zat pati yang terdapat dalam bahan baku akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh enzim amilase yang terdapat dalam ragi tape. Proses tersebut akan mengalami perubahan menjadi alkohol. Tape ketan yang sedang dalam proses menjadi Brem cair tersebut diwadahi dalam sebuah wadah yang sudah dirancang khusus, sehingga air tape dapat menetes dan ditampung dalam sebuah wadah.
Untuk mengumpulkan air hasil fermentasi dibutuhkan waktu selama 2 hingga 4 hari. Ampas tape yang tersisa nantinya akan menjadi bahan baku pembuatan makanan ringan. Air tape yang dihasilkan dari proses fermentasi kurang lebih 50% dari berat ketan yang diolah. Sedangkan dari perasan ketan, diperoleh juga cairan sebanyak 50%. Kedua macam cairan tersebut dinamakan brem muda dan bila diinginkan Brem yang sempurna maka Brem muda harus didiamkan pada suhu ruang (Aging) antara 1 hingga 6 bulan. Produk yang telah jadi mempunyai cita rasa tertentu dan bebas dari partikel koloid. Kadar alkohol pada Brem mencapai 9-25%. Pada Brem kadang-kadang terjadi kontaminasi dan untuk mengatasi hal itu dapat ditambahkan sulfit sebanyak 100-200 ppm yang selain berfungsi sebagai pencegah pertumbuhan mikroba juga akan berfungsi sebagai antioksidan.
Air tape yang telah terkumpul kemudian didiamkan selama tujuh bulan. Selama kurun waktu tersebut, padatan yang terdapat dalam air tape akan mengendap, sehingga brem menjadi jernih. Cairan Brem jernih kemudian dituang secara hati-hati ke dalam botol untuk dipasarkan. Kekeruhan pada Brem dapat berasal dari sisa-sisa karbohidrat, zat warna bahan dan sel-sel khamir yang mengendap. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat ditambahkan bahan-bahan penjernih seperti gelatin sebanyak 50mg/100ml brem. Penjernihan dapat pula dilakukan dengan pengendapan menggunakan sentrifuse pada suhu 50C dengan kecepatan 12.000 rpm. Setelah itu, brem dapat dikemas dalam botol dan dipasarkan.
Brem cair merupakan minuman dengan rasa manis agak sedikit asam, berwarna merah, dengan kandungan alkohol 3-10 persen. Umumnya diproduksi dari hasil fermentasi beras ketan hitam (kadang-kadang juga beras ketan putih). Kadar alkohol dapat berubahubah selama penyimpanan. Kenaikan kadar alkohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus berlangsung selama penyimpanan, sedangkan penurunannya karena proses esterifikasi, oksidasi, dan penguapan.
Oksidasi alkohol disebabkan suasana aerobik yang terjadi selama waktu penyimpanan. Suasana aerobik tersebut biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga terbentuk asam asetat, yang menjadikan rasa asam pada Brem. Kalau pada waktu penyimpanan tidak ditutup akan menyebabkan alkohol menguap. Bau asam disebabkan terbentuknya ester etil asetat dari reaksi alkohol dengan asam asetat yang terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat
Keistimewaan lain Brem Bali adalah karena menggunakan bahan-bahan yang alami. Sejak tahun 1976, proses pembuatannya tak lagi menggunakan bahan pengawet maupun pewarna (zat aditif). Hal ini untuk menjaga cita rasa yang benar-benar khas. Ada sedikit informasi mengenai kandungan alkohol dalam Brem cair. Menurut data penelitian, Brem cair ini aman dikonsumsi asal tidak berlebihan. Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah tertentu dapat meningkatkan kadar hormon dan dapat membantu kerja arteri darah. Alkohol dalam jumlah tertentu juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Meskipun begitu, ada resiko yang cukup fatal bila Anda mengkonsumsi Brem ini secara berlebihan, yakni dapat menimbulkan serangan jantung, kanker, dan kematian. Jika kandungan alkohol dalam darah melebihi 5 persen, Anda akan merasa tidak enak dan secara bertahap dapat mengganggu tingkat emosi Anda. Bahkan dapat memicu kanker, sirosis hati, dan lain-lain.
Saat ini, Brem Bali menjadi salah satu andalan pariwisata Bali, utamanya di kompleks Sanur, sebab di sana menjadi pusat industri Brem di Bali yang bernama Sila Sayana. Wisatawan asing juga banyak yang berkumpul di wilayah tersebut dan mereka merupakan konsumen utama Brem ini. Brem cair produksi kawasan Sanur ini sudah melalui uji laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan setempat untuk melihat kadar alkoholnya. Setelah melalui uji pengawasan, Brem cair asal Bali ini pun sukses menjangkau pasar karena sudah dinyatakan aman dikonsumsi oleh kedua badan pengawas tersebut.
Brem Bali banyak diminati wisatawan, baik dalam maupun mancanegara. Turis-turis yang berminat terhadap Brem Bali kebanyakan dari Jepang, Belanda, Tiongkok, dan beberapa negara Eropa lainnya. Bahkan Brem Bali tersebut juga sudah diekspor ke negara-negara tersebut. Kini, minuman Brem yang awalnya hanya sebagai bagian dari ritual adat telah menjadi welcome drink bagi tamu mancanegara yang berkunjung ke Bali. Jadi, sempatkan untuk menikmati munuman terebut jika Anda berkunjung ke Pulau Dewata. Namun, BPOM Bali melarang wanita hamil dan usia 21 di bawah tahun untuk mengkonsumsinya.
Apabila Anda ingin membeli langsung Brem Bali ke pusat produksinya di Sila Sayana, tempat tersebut berada di Jl. By Pass Ngurah Rai, Sanur, Bali. Jarak tempat tersebut dengan bandara internasional Ngurah Rai, hanya kurang lebih 11 km. Anda bisa mencapainya dalam waktu 15 menit. Selain Brem cair, ada pula Brem yang berbentuk kotak dijual di setiap objek wisata. Brem kotak tersaji dalam berbagai varian rasa, ada strawberry, durian, melon, dan jeruk. Selamat belanja!
Klik di sini untuk melihat berbagai Paket Tour Bali.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.