CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Sumatera Barat Lobang Tambang Mbah Soero Bekas Tambang Batu Bara di Sumatera Barat

Lobang Tambang Mbah Soero Bekas Tambang Batu Bara di Sumatera Barat

Lubang Tambang Mbah Soero Sumatera Barat
Lubang Tambang Mbah Soero Sumatera Barat

Lobang Mbah Soero Ini Merupakan Lorong Panjang di Bawah Tanah

Lobang Tambang Mbah Soero merupakan salah satu lobang tambang pertama di Sawahlunto. Lubang Tambang Mbah Soero adalah salah satu objek wisata sejarah yang terletak di Kelurahan Tanah Lapang, Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Terletak di pusat kota, membuat akses ketempat ini menjadi sangat mudah. Terowongan sepanjang 185 meter ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1898.

Sawahlunto merupakan penghasil utama batubara pada masa penjajahan kolonial Belanda hingga era tahun 90-an. Penambangan batubara di Sawahlunto pada masa dahulu masih sangat mengandalkan tenaga manusia. Tambang batubara di daerah ini terdapat di bawah pemukaan tanah sehingga harus dibuat lubang yang tembus ke bawah tanah untuk mendapatkan batubara. Untuk keperluan wisata, pemerintah daerah setempat merenovasi terowongan ini menjadi tempat yang layak dikunjungi baik dari segi keamanan maupun kemudahan mencapai area dibawah tanah dengan membangun anak-anak tangga.

Renovasi mulai dilakukan sejak 27 Juni 2007 hingga Desember 2007. Kemudian diresmikan sebagai objek wisata pada 23 April 2008 lalu. Keasliannya yang masih tetap dipertahankan, dapat dilihat dari bagian atap dan dinding yang terbuat dari batu bara. Lubang Tambang Mbah Soero dulunya dinamakan Lubang Soegar. Pada lubang ini terdapat kandungan batubara yang paling bagus (kalori 7000) dibandingkan dengan daerah-daerah lain, seperti Sungai Durian, Sigalut, Parambahan, dan Tanah Hitam. Hal ini disebabkan karena kawasan Soegar terletak di lapisan patahan paling bawah dari permukaan Bumi.

Untuk membuka lubang ini Belanda mendatangkan buruh paksa dari berbagai penjara di Nusantara seperti Medan, Jawa, Sulawesi, dan Padang. Mereka dibawa dengan kapal melalui Emma Haven (Pelabuhan Teluk Bayur), dan selanjutnya menggunakan transportasi kereta api dari pelabuhan menuju Sawahlunto. Sesampainya buruh ini di Sawahlunto, mereka dikirim ke penjara orang rantai yang khusus dibuat oleh Belanda untuk para buruh paksa (orang rantai). Mereka bekerja membuka Lubang Tambang Soegar dengan kaki yang dirantai, makanan seadanya, dan upah kecil. Namun tenaga mereka dikuras untuk menyelesaikan konstruksi lubang tambang.

Belanda mulai melakukan eksploitasi batubara atau 'emas hitam' yang sangat berkualitas itu. Meningkatkanya produksi batubara juga mendatangkan penderitaan bagi buruh paksa. Nasib mereka sangat menyedihkan, rata-rata tiga kali setahun buruh paksa atau orang rantai mendapat hukuman cambuk. Selain perkelahian diantara sesama buruh untuk memperebutkan barang-barang langka seperti rokok dan uang yang menimbulkan tidak sedikit korban jiwa. Kejadian ini dibiarkan oleh mandor tambang dengan syarat jumlah produksi tidak kurang dari 6 ton per shift setiap kelompok.

Pada awal abad ke-20 orang Belanda mendatangkan mandor dari Jawa. Salah satunya Mbah Soerono yang lebih akrab dipanggil Mbah Soero. Mbah Soero diangkat menjadi mandor oleh Kolonial Belanda karena ilmu kebatinan yang dimilikinya. Ia ditugaskan untuk mengawasi penambangan di Lubang Soegar ini. Dalam kesehariannya ia dikenal sangat rajin bekerja, berperilaku baik dan taat beribadah. Selanjutnya lubang ini ditutup pada tahun 1920-an karena adanya perembesan air dari Batang Lunto dan kadar gas metana yang terus meningkat. Kemudian pada tahun 2007, bekas tambang kembali dibenahi.

Untuk penghargaan kepada mandor Mbah Soerono yang dipanggil sebagai pahlawan pekerja di masa buruh paksa (orang rantai), maka Lubang Soegar ini lebih popular di tengah masyarakat Sawahlunto dengan sebutan Lobang Tambang Mbah Soero. Untuk bisa masuk ke dalam Lobang ini, Anda dipungut biaya Rp 8.000. Sebelum masuk Lubang Tambang, Anda harus menggunakan peralatan pengaman yang disediakan seperti helm dan sepatu boots. Lubang Tambang Mbah Soero mempunyai lebar dan tinggi sekitar 2 m dan memiliki kedalaman 15 m dari permukaan tanah. Untuk berkeliling ke Lubang Tambang Mbah Soero, Anda akan ditemani seorang pemandu, dengan 20 pengunjung setiap masuk.

Wisata Lubang Tambang Mbah Soero menyuguhkan pula kisah historis serta memberikan nuansa magis dari sejarahnya. Jangan lupa berdoa sebelum masuk ke dalamnya dan jangan iseng serta menghilang dari rombongan selama menyusuri Lubang Tambang Mbah Soero. Untuk menempuh perjalanan ke wisata Lubang Tambang Mbah Soero Anda tidak perlu khawatir mengenai kendaraan. Jalanan dalam kondisi baik dan bisa dilewati oleh kendaraan roda dua atau empat. Angkutan umum menuju wisata Lubang Tambang Mbah Soero juga tersedia.

Sudah dibaca 4601 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar