Keindahan Alam Cagar Alam Ini Dapat Dimanfaatkan Untuk Tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pariwisata
Berbagai tujuan wisata dapat Anda nikmati di Indonesia, tidak hanya ke pantai atau tempat-tempat bersejarah saja. Kekayaan cagar alam di Indonesia juga bisa Anda nikmati sebagai bagian dari tujuan wisata. Salah satunya, Cagar Alam di Morowali, Sulawesi Tengah. Ditempat ini menyediakan berbagai macam potensi, sehingga menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mengunjungi tempat ini. Morowali mempunyai berbagai potensi seperti tipe ekosistem yang lengkap dari tipe hutan pantai sampai tipe hutan pegunungan, karena sebagai kawasan Cagar alam.
Keindahan alam kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan, penelitian dan pariwisata. Begitu menginjakkan kaki di tanah Morowali, pandangan mata Anda akan disegarkan oleh megahnya hamparan pepohonan yang berdiri gagah di tepi sungai-sungai besar. Saat Anda menolehkan penglihatan ke arah lain, indahnya hamparan padang ilalang, danau-danau kecil yang tergenang, dan gugusan pegunungan Tokala yang berdiri angkuh, dijamin akan membuat Anda takjub. Cagar Alam Morowali memang menawarkan tipe ekosistem botani yang lengkap. Jenis hutan yang ada di dalamnya cukup beragam, dari hutan pantai, hutan mangrove, hutan alluvial dataran rendah, hutan lumut, hingga jenis hutan pegunungan.
Tempat ini adalah salah satu daerah yang paling luas yang masih ada dan merupakan daerah hutan hujan dataran rendah alluvial di Sulawesi, oleh sebab itu Cagar Alam Morowali memiliki nilai pelestarian yang tinggi. Luas Cagar alam ini adalah 225,000 Ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. : 374/Kpts-VII/1986, yang ditetapkan sebagai Cagar alam pada tanggal 24 Nopember 1986 dengan peruntukan sebagai tempat perlindungan ekosistem hutan tropis yang kompleks dan berfungsi pula sebagai perlindungan sejumlah spesies mamalia dan burung endemik yang mempunyai daya tarik.
Selain aneka-rupa flora yang mempesona, di Morowali Anda juga dapat menikmati kehidupan fauna yang tidak kalah komplit. Dari jenis mamalia, Morowali menjadi habitat yang tepat untuk hewan-hewan menyusui khas Sulawesi, seperti anoa, babirusa, kera, kus-kus beruang, babi hutan, rusa, musang abu-abu, serta beberapa jenis dari keluarga kelelawar dan kalong. Cagar Alam Morowali juga memiliki jenis burung yang paling representatif. Berdasarkan habitatnya, burung-burung di Morowali dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu burung air/laut dan burung darat. Jenis burung laut/air di antaranya adalah elang laut paruh putih, belibis, itik pohon, itik liar, pecuk ular, cangak merah, dan lain-lain.
Bagi Anda yang menyenangi kegiatan jalan jauh, mendaki gunung dan panorama hutan hujan di Morowali menjadi tantangan tersendiri. Budaya suku Wana yang mendiami kawasan ini dengan kebiasaan berburu dan berladang berpindah-pindah dengan berbagai ritual turun temurun yang mereka yakini telah menarik minat para antropolog dunia. Akses menuju Cagar Aalam Morowali dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Dari Palu menuju Poso dapat ditempuh selama 6 jam dengan mobil/ motor (kurang lebih 210 km) dilanjutkan dengan mobil/ motor ke Kolonodale (kurang lebih 230 km) selama 7 jam. Dari Kolonodale menuju Baturube memakai angkutan air/ speed boat kurang lebih 3 jam. Perjalanan juga bisa ditempuh dengan pesawat dari Palu menuju Poso selama 20 menit, Poso-Kolonodale dengan mobil/ motor 7 jam selanjutnya dari Kolonodale menuju Cagar Alam Morowali (Baturube) memakai speed boat 3 jam.