CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Papua Uniknya Festival Budaya Lembah Baliem - 2

Uniknya Festival Budaya Lembah Baliem - 2

Lembah Baliem
Lembah Baliem

Mengangkat kembali budaya asli Papua khususnya suku Dani

Sambungan dari artikel sebelumnya. Bandara di Wamena cukup sederhana, bangunan ruang tunggu hanya terbuat dari kayu yang beratap seng. Di sini tidak terdapat bangunan untuk kedatangan, dan semua penumpang adalah penumpang VIP (karena dapat dijemput langsung ke tempat parkir pesawat hehe).

Sekilas tidak ada yang aneh di bandara di Wamena. Namun jika Anda rajin melihat sekeliling, Anda akan melihat beberapa orang yang hanya memakai koteka, mereka biasanya menjajakan souvenir kas suku Dani, yang merupakan suku terbesar di Wamena.

Di Wamena hanya ada beberapa hotel, salah satu hotel dan sekaligus yang terbaik saat ini adalah Hotel Baliem Pilamo yang terletak hanya beberapa ratus meter dari bandara. Pada waktu Festival Budaya Lembah Baliem hotel ini selalu penuh. Kebanyakan wisatawan yang menginap adalah wisatawan asing. Wisatawan lokal kebanyakan pejabat pemerintah yang biasanya sengaja mengundang koleganya untuk menyaksikan Festival Budaya Lembah Baliem.

Untuk bisa menginap di hotel ini pada waktu festival berlangsung, Anda harus melakukan pemesanan beberapa bulan sebelumnya. Bahkan tidak sedikit diantara tamu yang menginap sudah memesan 1 tahun sebelumnya.

Lokasi festival digelar bisa berubah-ubah. Tahun 2012 ini, Festival Budaya Lembah Baliem ini di gelar di Desa Wosi, Distrik Wosilimo, yang berjarak 25 km yang dapat dicapai dalam waktu sekitar 40 menit perjalanan (dengan mobil) dari Wamena. Jalan ke lokasi cukup bagus dan sudah beraspal walaupun harus melewati beberapa jembatan kayu.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, mata Anda akan dimanjakan dengan indahnya rangkain Pengunungan Trikora yang mengelilingi Lembah Baliem.

Festival Budaya Lembah Baliem digelar dilapangan yang cukup luas (mungkin 2 kali luas lapangan bola). Di pinggir lapangan terdapat beberapa tribun untuk pengunjung (kebanyakan pengunjung adalah wisatawan asing). Penduduk setempat (yang tidak menjadi peserta) hanya diijinkan melihat dari luar lapangan. Pengunjung bebas untuk berfoto-foto dengan peserta festival yang sedang melalukan persiapan.

Festival Budaya Lembah Baliem ini mengangkat kembali budaya asli Papua khususnya suku Dani. Para peserta pria hanya mengenakan koteka, sedangkan peserta wanita mengenakan kombou (rok dari jerami). Dari kombou ini kita bisa mengenali wanita yang sudah menikah atau belum. Wanita yang sudah menikah mengenakan kombou yang ada garis-garis warna-warni mendatar, sedangkan yang masih gadis memakai kombou yang polos.

Peserta festival dibagi per distrik, dimana masing-masing akan memeragakan taria-tarian yang diiringi nyanyian dan kemudian dilanjutkan dengan perang-perangan. Perang-perangan ini mensimulasikan perang antar suku yang sering terjadi dimasa lalu.

Sudah dibaca 5369 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar