CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Kalimantan Selatan Pulau Kembang Pulau Berpenghuni Kera

Pulau Kembang Pulau Berpenghuni Kera

Pulau Kembang Kalimantan Selatan
Pulau Kembang Kalimantan Selatan

Di Dalam Pulau Terdapat Kuil dan Arca

Menikmati uniknya ‘Pasar Terapung’ sebuah pasar tradisional di aliran Sungai Barito, kurang lengkap jika tidak melanjutkan perjalanan ke Pulau Kembang. Pulau Kembang adalah sebuah delta yang berada di tengah-tengah sungai Barito, masuk Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau yang letaknya tak jauh dari Pasar Terapung itu dihuni banyak kera ekor panjang dengan vegetasi hutan belukar rawa, dan  banyak pohon nipah.

Tidak hanya Bali yang punya hutan monyet. Kalimantan juga punya hutan yang sebagian besar dihuni oleh monyet-monyet. Pulau Kembang merupakan salah satu objek yang bisa Anda kunjungi setelah pasar terapung. Pulau seluas 60 hektar ini telah dijadikan hutan wisata oleh pemerintah. Kawasan ini berjarak sekitar 1,5 km dari Kota Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan menggunakan perahu klotok sewaan dengan tarif sekitar 100.000 rupiah, Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi sekitar 15 menit dari Kota Banjarmasin.

Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Banyak cerita yang menjelaskan asal muasal tempat ini. Salah satu ceritanya, yaitu Pulau Kembang berasal dari kapal China, Law Kem Bang, yang tersesat dan kemudian  dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750-an atas perintah Sultan Banjar. Puing-puing bekas kapal tersebut lalu ditumbuhi pepohonan dan berubahlah menjadi sebuah pulau yang kemudian didiami sekelompok kera. Menurut keyakinan masyarakat setempat, kera tersebut berasal adalah penjelmaan mahluk halus.

Dari cerita tersebut, masyarakat Tionghoa membangun sebuah altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi ” penjaga” pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman). Sehingga banyak masyarakat Tionghoa yang berziarah ke tempat ini untuk mendoakan arwah nenek moyang leluhurnya. Selain itu, menurut mitos, di pulau ini terdapat kera yang sangat besar dan merupakan raja dari para kera.

Pulau ini sering dihubungkan dengan kejadian-kejadian mistis. Banyak para pengunjung yang mengaku mengalami hal-hal mistis seperti melihat jembatan yang menghubungkan Pulau Kembang dengan daratan; melihat sosok pangeran berbaju putih mengendarai kuda melintas di atas jembatan itu, dan lain sebagainya.

Kera-kera di kawasan  ini yang berjumlah ribuan, hanya 10 menit dari Pasar Terapung, Anda sudah bisa sampai ke Pulau Kembang. Namun jangan terkejut bila sekitar 100 meter menjelang dermaga pulau ini perahu Anda disambut para kera. Mereka bisa berenang saling balapan diantara kawanan kera hanya untuk mencari makanan yang kita bawa. Jangan heran bila tas yang kita bawa dirogohnya atau tas plastik dirusak mereka disangka ada makanan bagi mereka. Awalnya mengerikan, tapi mereka tidak galak karena kawanan kera ini sudah terbiasa dengan manusia.

Anda dapat melihat tingkah laku monyet yang lucu, seperti meminta makanan pada Anda, berlari-lari, memanjat pohon, bertengkar, hingga menyelam. Jangan lupa untuk menjaga barang-barang Anda seperti ponsel atau pun dompet. Disini para pengunjung bisa bercengkrama dengan kera-kera yang sudah terbiasa mencuri makanan yang dibawa pengunjung. Sepertinya kera disini sudah terbiasa dengan manusia dan dengan makanan yang diberi oleh pengunjung. Suasana di Pulau Kembang begitu ramai dengan hiruk pikuk suara monyet yang saling berebutan kacang kulit, pisang yang dibawa pengunjung.

Di sisi lain, ada juga pengunjung yang sibuk berlarian kesana-sini ketakutan karena didekati oleh monyet-monyet. Primata yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dengan manusia ini hidup di Pulau Kembang yang bertanahkan rawa dan dikelilingi Sungai Barito yang berarus. Mereka sepertinya benar-benar memanfaatkan makanan yang diberi pengunjung atau pengelola. Walaupun kebanyakan monyet di sini jinak, namun Anda juga harus waspada juga terhadap beberapa monyet yang agresif.

Pulau Kembang tidak memiliki vegetasi yang beragam untuk monyet-monyet itu menyambung hidup. Monyet-monyet inilah yang menjadi daya tarik Pulau Kembang ini, semoga primata ini tidak punah dan tetap terjaga kehidupannya sehingga pesona pulau ini masih bisa dinikmati oleh pengunjung lainnya di lain kesempatan.

Hingga kini, keberadaan kera-kera tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Pulau Kembang. Beberapa ahli pernah melakukan pengamatan komunitas kera tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, di pulau itu terdapat beberapa kelompok kera yang keluar dari persembunyiannya dengan bergantian. Rombongan kera pertama biasanya keluar pukul 05.00 - 13.00. Jika takut dengan monyet, disarankan Anda untuk tidak menginjakan kaki di dermaga pulau ini. Setibanya Anda di dermaga, Anda akan disambut oleh puluhan monyet yang meminta makanan. Harga tiket masuk ke pulau ini adalah Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 25.000 untuk wisatawan mancanegara. Selamat berkunjung ke Pulau Kembang dan berinteraksi dengan para monyet.

Sudah dibaca 6446 kali

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar