Masjid Pertama di Indonesia yang Menggunakan Nama Muslim China
Selain wisata kuliner dan wisata alamnya, rupanya kota Surabaya juga kaya akan wisata religi. Salah satu tempat yang bisa di kunjungi dalam wisata religi adalah Masjid Cheng Ho. Masjid yang kental dengan arsitektur cina ini terletak di Jalan Gading, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Lokasinya sekitar 1 km sebelah utara Balaikota Surabaya dan sekitar 100 meter dari Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa.
Warna merah, kuning dan hijau membalut bangunan yang terlihat seperti klenteng. Siapa sangka, bangunan ini adalah masjid. Masjid Cheng Ho, paduan unik dari China, Timur Tengah dan Jawa. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, laksamana asal Cina yang beragama Islam. Ia melakukan perjalanan ke kawasan Asia Tenggara dengan mengemban beberapa misi, diantaranya berdagang, menjalin persahabatan, serta menyebarkan ajaran agama Islam.
Pembangunan Masjid Cheng Ho atau yang juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya bertepatan dengan Isra’ Miraj Muhammad SAW yakni pada 15 Oktober 2001. Proses nya memakan waktu satu tahun dan baru selesai seluruh bagiannya pada Oktober 2002. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasihat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islama (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.
Meski kecil untuk ukuran masjid, namun Masjid Cheng Ho Surabaya memiliki banyak rahasia. Bagunan utama Masjid Cheng Ho yang berukuran 11 x 9 meter, mengikuti panjang dan lebar Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS yang berukuran 11 meter. Dengan ukuran ini, setiap orang yang beribadah di masjid ini bisa meningkatkan level kusyuk dalam solatnya, seperti solatnya Nabi Ibrahim. Sementara ukuran 9 meter diambil dari jumlah wali (Wali Songo) yang melaksanakan syiar Islam di Pulau Jawa.
Ornamen atap masjid ini dibentuk persegi delapan yang menyerupai sarang laba-laba. Angka delapan dianggap sebagai angka keberuntungan dalam budaya Tionghoa, sedangkan sarang laba-laba merupakan sesuatu yang menyelamatkan Muhammad dari kejaran kaum Quraish. Anak tangga di pintu kanan dan kiri masjid berjumlah 5 dan 6. Angka ini menyimbolkan rukun Islam dan rukun iman. Pintu masjid dibangun tanpa menggunakan daun pintu, hal ini melambangkan bahwa Masjid Cheng Ho Surabaya terbuka bagi siapa saja, tanpa melihat golongan.
Pintu masuk masjid menyerupai pagoda, dengan relief naga dan patung singa dari lilin bertuliskan “Allah” dalam huruf Arab di bagian puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk yang kerap digunakan untuk menandai waktu sholat tiba. Perpaduan gaya Arab dan Tiongkok menjadi ciri khas masjid ini. Selebihnya, masjid ini memadukan gaya arsitektur Arab dan Jawa. Bagian atas bangunan yang bertingkat tiga merupakan pengaruh Hindu Jawa.
Secara keseluruhan, Masjid Cheng Ho dapat menampung 200 orang jamaah. Di sisi utara Masjid Cheng Hoo terdapat relief dan replika kapal dan wajah Laksamana Cheng Ho. Salah satu pesan yang hendak disampaikan melalui relief ini adalah agar umat Islam tetap rendah hati dalam menjalani hidup sehari-hari. Di lokasi ini, juga sering menjadi tempat foto para wisatawan. Di dalam kompleks masjid terdapat sekolah TK, lapangan olahraga, kantor, serta tempat kursus bahasa Mandarin, dan kantin. Sehingga Anda, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar masjid, dapat merasakan manfaat lebih dari tempat ini.
Masjid Cheng Hoo juga banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Indonesia. Ada yang dari Makassar, Jawa Barat, Jakarta dan berbagai daerah lainnya. Banyak juga wisatawan dari mancanegara baik yang muslim maupun non muslim. Ada dari Malaysia, Arab Saudi, China, selandia Baru, Inggris, Afrika dan lainnya. Selain di kota Surabaya, Masjid Muhammad Cheng Ho ini juga terdapat di kota Pasuruan. Tepatnya berada di daerah Pandaan dan di kota Palembang, dengan nama masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.