Bangunan Klenteng Ini Sama Sekali Tidak Menggunakan Paku Dari Logam
Liburan ke Surabaya memang paling pas kalau dinikmati sambil belajar tentang budaya. Salah satu tempatnya adalah Klenteng Hok An Kiong yang berada di Jl. Coklat No.2, Bongkaran, Pabean Cantian, Surabaya, Jawa Timur. Klenteng Hok An Kiong merupakan salah satu klenteng tertua di kota Surabaya yang dibangun pada tahun 1830.
Klenteng ini juga dikenal dengan sebutan Klenteng Coklat, bukan karena warnanya namun karena berada di Jalan Coklat. Awalnya, bangunan klenteng ini berwujud bangunan darurat yang merupakan tempat penampungan kaum perantau untuk para awak kapal dari Tionghoa yang selamat ketika mendarat di pulau Jawa. Pembangunan Klenteng ini dilakukan langsung oleh insinyur dari Tiongkok. Pada masa itu, pendatang biasanya turun dari kapal untuk bermukim. Merekalah yang membawa patung Ma Co Po untuk dihormati di klenteng.
Sejumlah orang meyakini bahwa berdirinya Klenteng Hok An Kiong terkait erat dengan peran dewa Mak Co Po. Menurut mereka, karena dari perlindungan dewa-dewa itulah akhirnya mereka bisa berlayar dengan selamat dari Tiongkok ke Surabaya. Oleh karena itu dewa Mak Co Po yang ada di klenteng ini sangatlah dihormati. Bahkan banyak penganutnya yang datang ke Klenteng Hok An Kiong untuk meminta berkah dan petunjuk kesuksesan usaha, kesembuhan penyakit dan berbagai permohonan lainnya.
Keunikan dari dari bangunan ini adalah sama sekali tidak menggunakan paku dari logam, tapi memakai potongan bambu yang diruncingkan. Seperti halnya bangunan klenteng lain pada umumnya, nuansa merah mendominasi. Sebuah pintu berbingkai aksara China dengan warna keemasan dan sebuah ornamen cantik menggantung diatasnya. Patung Oe Tie Keong dan Cin Siok Poo berdiri di kanan dan kiri pintu seolah menjaga pintu masuk.
Diatasnya tergantung deretan lampion yang berwarna merah. Lampion-lampion ini menambah kental nuansa Tionghoa pada Klenteng Hok An Kiong ini. Pada ruangan tengah klenteng berdiri sebuah altar Dewa Kwan Kong dan altar Dewi Thia Siang Sing B0 atau Dewi Ma Co. Diatasnya terdapat tempat untuk menyalakan hio (dupa) yang terbuat dari kuningan yang diapit dua buah lampu minyak berbentuk lotus. Buah-buahan tertata rapi diatas piring. Buah-buahan ini merupakan sesaji untuk para dewa yang di hormati.
Pada sudut Klenteng Hok An Kiong menyala deretan lilin-lilin cantik berwarna merah berukuran jumbo. Ukuran lilin ini bervariasi dengan tinggi maksimal seukuran orang dewasa. Di samping lilin terdapat sebuah miniatur kertas uang mempunyai bentuk bunga dengan latar belakang barisan patung Para Dewa Dewi. Disini juga terdapat Patung Budha dan puluhan Patung Dewi Kwan Im berwarna putih.
Klenteng Hok An Kiong yang bernaung di bawah Yayasan Suka Loka memiliki 22 Altar Dewa. Seperti altar Tuhan yang Maha Esa, Penjaga Pintu ( Cin Siok Poo ), Dewa Oi Tek Kiong, Dewa Mak Co Po, Dewa Kuwan Kong, Dewa Sek Dian Santeh, Dewa Hok Tek Cin Seng ( dewa bumi ), Dewa Pek Hoh Yah ( macan putih ), Dewa Cai Sen Ye ( dewa uang ), Dewa Ong Tek Cun Ong, Dewa Dai Sang Han ( dewa pemberi ajaran Tauw ), serta sejumlah dewa lainnya.
Ada 23 kegiatan ritual yang diselenggarakan di Klenteng Hok An Kiong. Seperti upacara sembayang kenaikan Kong Tik Cun, OngToa Pek Kong turun, kenaikan Nabi Khong hu cu, serta perayaan malam Tahun Baru Imlek dan masih banyak lagi. Ritual itu yang paling menonjol di Klenteng ini adalah Chi Swk Dai Sei yang dilaksanakan di altar Makco Po atau di pilar paling utama di tempat sembayang.
Klenteng Hok An Kiong ini merupakan klenteng Tri Dharma yang memfasilitasi peribadatan umat Kong Hu Chu, Buddha dan Tao. Umat biasanya memadati Klenteng ini pada hari-hari besar keagamaan untuk berdoa.
Buat akun KSMTOUR.COM, jadilah anggota dari komunitas yang secara aktif menyebarkan informasi tentang keindahan Indonesia. Buat akun di sini.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.