CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Jawa Tengah Tuk Bima Lukar mata air peninggalan jaman Hindu kuno di Jawa Tengah

Tuk Bima Lukar mata air peninggalan jaman Hindu kuno di Jawa Tengah

Tuk Bima Lukar Jawa Tengah
Tuk Bima Lukar Jawa Tengah

Keberadaan Mata Air Ini Dikaitkan Dengan Sosok Bima Pandawa Lima

Di Dataran Tinggi Dieng, ada beberapa sumber mata air yang disakralkan. Salah satunya adalah Tuk Bima Lukar. Objek Wisata Tuk Bima Lukar berada di kawasan wisata Dieng Plateau, masuk dalam wilayah Kabupaten Wonosobo. Terletak tepat sebelum gapura selamat datang di kawasan wisata Dieng, masuk melalui jalan setapak, hanya beberapa meter dari jalan raya Wonosobo – Dieng.

Objek wisata ini diperkirakan merupakan mata air purba, dan menjadi hulu Sungai Serayu, salah satu sungai besar di Pulau Jawa. Tuk Bima Lukar dulunya adalah salah satu tempat atau sarana Petirtaan yang dibangun oleh masyarakat hindu di Dieng, hingga kini tempat tersebut masih digunakan oleh masyarakat hindu Bali sebagai tempat prosesi kegiatan seremonial yang diadakan di Dieng. Asal-usul nama Tuk Bima Lukar dinamakan oleh masyarakat setempat dari cerita pewayangan Kisah Perjalanan sang Bima mencari mata air Kehidupan.

Konon ceritanya, Tuk Bima Lukar terbentuk saat pihak Pandawa dan Kurawa berlomba untuk membuat sungai. Bima mendapat wangsit sebelum mulai menggali sungai, agar saat menggali sungai dalam keadaan lukar (tanpa busana) lalu menggunakan alat vitalnya untuk membuat lubang air, dan mengairi lubang itu dengan air seninya. Bima pun melakukan seperti petunjuk yang diterimanya dan berhasil memenangkan lomba. Usai membuat sungai, Bima melihat seorang gadis cantik yang sedang mandi di sungai yang baru saja dia buat. Karena gadis tersebut sangat cantik, Bima terpana dan berucap “Sira Ayu” (kamu cantik). Ucapan tersebut kemudian dijadikan nama sungai yang airnya bersumber dari mata air Sungai Serayu ini.

Jejak-jejak peninggalan sejarah ini masih tampak pada dua jaladwara, yaitu pancuran air yang terbuat dari batu Lingga dan tumpahan air berupa Yoni. Perpaduan antara Lingga dan Yoni ini merupakan salah satu ciri khas budaya Hindu. Dengan melihat peninggalan sejarah inilah, Tuk Bima Lukar bisa dikatakan sebagai salah satu mata air peradaban. Di Tuk Bima Lukar inilah para wisatawan kembali merasa segar setelah membersihkan diri dengan membasuh muka karena airnya yang jernih dan dingin.

Tak hanya mengadung nilai historis, Tuk Bima Lukar juga menjadi sumber mata air yang disakralkan oleh warga Dieng. Konon, air dari Tuk Bima Lukar ini bisa membuat awet muda bagi setiap orang yang membasuh muka atau mandi di lokasi tersebut. Bangunan di mata air ini terdiri dari tiga undakan. Undakan paling atas menjadi bagian yang suci. Di bagian ini, terdapat tempat untuk menaruh sesaji. Undakan kedua merupakan sebuah kolam yang dikeramatkan. Masyarakat tidak boleh mengambil air dari kolam ini.

Sedangkan pada undakan paling bawah terdapat dua jaladwara, disinilah tempat untuk mandi, mencuci muka, atau bahkan mensucikan diri untuk mendapatkan berkah. Tempat ini terbuka untuk umum setiap saat. Masyarakat atau pengunjung dapat setiap saat datang ke tempat ini. Tidak ada pos penjaga atau kantor pengelola di tempat ini. Begitu pula setiap orang yang datang tidak perlu membeli tiket.

Sudah dibaca 7431 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar