Wisata Religi dan Ziarah yang Berkesan
Demak selama ini dikenal dengan sebutan kota santri memiliki sebuah bangunan bersejarah dalam perkembangan islam di nusantara yakni Masjid Agung Demak. Masjid ini dahulu menjadi tempat berkumpulnya para wali songo yang menyebarkan agama islam di bumi nusantara. Para ulama atau yang lebih dikenal dengan sebutan wali, melakukan pembahasan untuk menyebarkan agama islam disalah satu masjid tertua di Indonesia ini. Masjid Agung Demak merupakan masjid peninggalan Wali Songo dan Sultan Fatah yang terletak di sebelah Alun-alun Demak. Masjid ini mempunyai umur sekitar 500 tahun dan dilindungi undang-undang sebagai cagar budaya.
Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi. Selain mempunyai cerita filosofi dan sejarah tentang pendirinya, Masjid Agung Demak mempunyai filosofi tentang bentuk bangunannya yang sangat menarik. Yaitu, bangunan masjid ini mempunyai 3 trap mempunyai arti islam, iman dan ihsan. Masjid Agung Demak terbuat dari kayu jati yang ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa atau saka guru.
Keempat saka ini konon dibuat oleh para wali songo. Saka sebelah tenggara dibuat oleh Sunan Ampel, Sebelah barat daya dibuat Sunan Gunung Jati, barat daya oleh Sunang Bonang dan sebelah timur laut merupakan sumbangan Sunan Kalijaga. Saka yang dibuat sunan Kalijaga berbeda dengan Sunan lainnya, potongan balok yang telah disusun lalu diikat menjadikannya (saka tatal) berbeda dengan saka persembahan sunan-sunan lainnya.
Pada serambi depan masjid terdapat delapan buah tiang yang merupakan bangunan tambahan dari jaman Adipati Yunus (Pati Unus). Serambi depan Masjid Agung Demak berbentuk bangunan terbuka dengan tiang-tiang ukiran yang memiliki bentuk menarik sebagai penyangganya. Disana juga terdapat dua bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m. Masjid dengan arsitektur nusantara yang khas ini mempunyai atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki.
Dibagian dalam masjid terdapat beberapa bangunan yang menjadi cagar budaya, tidak terkecuali bangunan masjid sendiri. Maka tidak heran apabila saat ini pengunjung/ jamaah masjid termasuk yang berdziarah dilarang untuk mengabadikan dalam bentuk foto ornamen dan beberapa artefak bagian masjid seperti pengimaman/ mihrab, saka tatal 4 buah, kholwat maksurah, serta dampar kencana (tempat khatib). Bagian pintu masjid memiliki lima buah pintu yang bermakna rukun islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Sementara rukun iman tercermin dari jendela masjid yang memiliki enam buah jendela.
Bangunan utama Masjid Agung Demak memiliki luas 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama ini terdapat Museum Masjid Agung Demak yang menyimpan sejarah lengkap terkait dengan masjid. Di sisi bangunan utama juga ada menara dan sebuah bedug besar yang terletak di serambi yang cukup luas. Di samping masjid, Anda juga akan melihat sebuah pemakaman yang cukup luas. Kompleks makam ini meruapakan tempat bersemayamnya Raja-Raja Kesultanan Demak dan anggota keluarganya.
Pada awal pembangunan Masjid Agung Demak, tempat wudhu terletak di depan Masjid, sekarang tempat tersebut bernama situs kolam wudhu bersejarah, namun sekitar tahun 1924 dibangunlah tempat wudhu yang berada di samping kanan dan kiri Masjid. 2 (dua) tahun setelahnya, dibangunlah menara Masjid Demak yang terbuat dari material besi. Menara tersebut digunakan untuk adzan, proses pembangunan sendiri dipimpin oleh K.H Abdurahman. Dan pada tahun 1964, oleh gubernur Jawa Tengah Masjid Agung Demak dilakukan pemugaran besar-besaran yang meliputi gapura, tratag rambat dan tandon air hingga ornamen dan bentuk masjid sama seperti keadaan sekarang.
Situs Kolam Wudhu bersejarah merupakan tempat wudhu yang pertama dibuat ketika Masjid Agung Demak berdiri. Letaknya dibagian depan berguna untuk memudahkan Wali dan Jamaah ketika akan masuk masjid dianjurkan untuk melakukan wudhu dahulu. Kolam wudhu tersebut mempunyai luas ± 75 m²dan mempunyai kedalam air 3 meter. Sekarang kolam wudhu tidak lagi dipergunakan untuk tempat wudhu dan dijadikan situs bersejarah yang dikelilingi oleh pagar besi. Petualang hanya bisa melihat dari luar pagar tanpa bisa melakukan wudhu.
Masjid Agung Demak akan sangat ramai dikunjungi jamaah terutama pada saat Bulan Ramadhan dan acara tradisi Grebeg Besar. Anda akan terkesan dengan beragam tontonan menarik berupa ritual masyarakat setempat, seperti pesta rakyat tumpengan hingga pasar malam yang meriah. Selain berkunjung untuk menikmati wisata religi dan ziarah, Anda bisa menyempatkan untuk membeli cinderamata khas demak yang kental dengan nuansan Islam. Juga beberapa buah yang memang menjadi icon Kabupaten Demak yaitu Belimbing Demak.
Pasar Kriya Masjid Agung Demak hanya terletak sekitar 5 menit berjalan kaki ke arah utara Masjid, atau dekat dengan parkir bus. Paling mudah ketika Anda ziarah memasuki area makam, maka ketika keluar langsung menuju pasar kriya Masjid Agung Demak. Beberapa cinderamata dan pernak-pernik yang jual seperti peci, kopiah, kaligrafi, sejadah hingga tasbih. Gantungan kecil dan menarik juga tersedia di pasar tersebut.
Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.