Kompleks Candi Ini Telah Menjadi Situs Warisan Dunia
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Budha terluas di Indonesia yang kemungkinan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Terletak di Desa Nuaro Jambi, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Tepat nya lagi terletak di tepi Batang Hari, sekitar 26 km arah timur Kota Jambi. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Candi ini memiliki luas sekitar 12 km persegi dengan panjang lebih dari 7 km serta luas nya mencapai 260 hektar. Kompleks Percandian Muaro Jambi secara total berisi 61 bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum digali (diokopasi). Kompleks Percandian Muaro Jambi pertama kali ditemukan pada tahun 1824 masehi oleh seorang letnan Inggris yang bernama S.C Crooke yang tengah melakukan pemetaan di daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru pada tahun 1975, Pemerintah Indonesia melakukan pemugaran yang lebih serius. Berdasarkan pada aksara jawa kuno yang ditemukan pada beberapa lempeng bangunan candi yang ditemukan, Pakar Epigrafi Boechari menyimpulkan bahwa kompleks candi ini peninggalan dari sekitar abad ke-9 hingga 12 masehi.
Proyek pemugaran di mulai pada tahun 1975 hingga tahun 1988 di pimpin oleh seorang akeolog yang pernah memimpin pemugaran candi Bodorobudur Di jawa tengah, beliau adalah R. Soekmono. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.
Diantara candi tersebut, ada beberapa candi yang menarik untuk dikunjunggi salah satu nya yakni candi Tinggi. Candi Tinggi merupakan candi yang akan ditemui pertama kali oleh wisatawan ketika memasuki area kompleks candi. Di candi Tinggi ini wisatawan bisa naik sampai ke puncak melalui tangga. Selain itu ada candi Gumpung yang juga cukup terkenal, karena letak nya di atas lapangan yang luas. Candi Gumpung merupakan candi terbesar kedua setelah candi Kedaton di kompleks Candi Muaro Jambi ini. selain dapat menyaksikan kemegahan candi, di kompleks candi Gumpung ini juga terdapat sebuah telaga, yang berdasarkan informasi bahwa telaga tersebut merupakan tempat pemandian para raja zaman dahulu.
Dari banyaknya penemuan yang ada, Junus Satrio Admodjo menyimpulkan daerah tersebut dulunya banyak dihuni dan menjadi pusat bertemunya berbagai budaya yang ada. Di komplek percandian Jambi ini juga banyak ditemukan manik-manik dari Persia, Cina dan India. Sedangkan agama Budha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan bukti ditemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang berbentuk Mandala.
Situs purbakala kompleks percandian Muaro Jambi memiliki keistimewan tersendiri dari segi arsitekturnya, candi ini memiliki bentuk dan corak yang sangat berbeda dibandingkan dengan candi yang di temukan di pulau jawa dimana untuk membuat Candi Muaro Jambi bukan bersal dari batu kali atau batu alam yang biasa di temukan di candi lain, melainkan dari batu bata merah dimana setiap batu terdapat pahatan relief. jika ditinjau dari segi corak arsitekturnya candi ini beberapa komplek percandian di dominasi oleh corak khas peninggalan ajaran budha, khususnya budhaa tantarayana, meski demikan ada beberapa bangunan terpangurah ajaran hindu.
Di kompleks candi gumpang di temukan arca prajnyaparamita alias arca pelambang dewi kesuburan, yang bnyak persamaan dengan arca prajnparamita di zaman kerajaan singosari. Di dalam kompleks ini bukan hanya di temukan beberapa candi tetapi juga terdapat parit atau kanal kuno buatan manusia. kolam tempat penampungan air serta gundukan tanah yang didalamnya terdapat struktur bata kuno. Dalam kompleks tersebut terdapat minimal 85 buah menopo yang saat ini masih dimiliki oleh penduduk setempat.
Selain peninggalan berupa bangunan, di kompleks tersebut juga ditemukan arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lumpung/lesung batu, gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Budhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikarbelangga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik , bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen dari besi dan perunggu. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak. Meskipun dibuka untuk umum, namun wisatawan juga harus berhati-hati saat mengunjunggi obyek wisata ini. Hal ini di karenakan, bahan dasar candi tersebut terbuat dari batu bata, sehingga cukup mudah rusak.
Untuk dapat menikmati kemegahan kompleks candi terbesar se Asia Tenggara ini. Karena lokasi nya yang sangat luas, pengelola obyek wisata ini menyediakan fasilitas berupa sepeda yang dapat disewa oleh para wisatawan sekalian. Harga sewa nya yakni Rp 10.000,- untuk sepeda single per jam nya dan Rp 20.000,- untuk sepeda tandem per jam nya. Dengan sepeda inilah, para wisatawan dapat berkeliling di kompleks candi seluas lebih 2.000 hektar ini.
Saat ini Kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Jambi. Sampai dengan saat ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang ditemukan di area ini. Walaupun baru sebagian kecil yang di pugar, Namun bagi Anda yang sedang berkunjung ke Provinsi Jambi dan pecinta Sejarah Indonesia, Anda wajib untuk mengunjungi Komplek Candi Muaro Jambi ini.