CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Jakarta Kota Tua Jakarta Wisata Sejarah yang Berdiri Megah

Kota Tua Jakarta Wisata Sejarah yang Berdiri Megah

Kota Tua Jakarta
Kota Tua Jakarta

Bangunan Lama Masa Penjajahan Belanda

Batavia Lama adalah sebutan dari Kota Tua Jakarta merupakan pusat perdagangan bagi benua Asia pada jaman pemerintahan Hindia Belanda. Sejarah Kota Tua Jakarta Pada waktu itu para pelayar serta pedagang dari seluruh dunia terutama Asia melakukan transaksinya di sini. Oleh para pelayar dari Eropa kawasan ini ini juga dijuluki sebagai “Ratu dari Timur” serta “Permata Asia”. Wilayah kota ini melintasi daerah Jakarta Barat serta Jakarta Utara dan memiliki luas kurang lebih sekitar 139 hektar. Saat ini Kota Tua Jakarta menjadi objek wisata di mana terdapat berbagai macam bangunan atau gedung dengan arsitektur bergaya Eropa dan Cina. Gedung-gedung tersebut sudah dibangun sejak abad ke-17.

Jakarta sebagai ibukota negara berupaya untuk memberikan berbagai macam kegiatan dan tempat menarik yang dapat pengunjung, baik lokal maupun asing, berkunjung ke Jakarta. Selain untuk kegiatan ekonomi, bisnis dan pemerintahan, Jakarta merupakan kota dengan daya tarik tersendiri. Diantara berbagai daya tarik tersebut, pemerintahan kota Jakarta berupaya untuk membenahi kawasan Kota Tua Jakarta sebagai cagar budaya yang menarik, nyaman dan mudah untuk dikunjungi para wisatawan lokal maupun asing. Untuk mencapai kawasan ini, pengunjung akan lebih mudah jika menggunakan transportasi umum seperti bus Transjakarta hingga halte busway Kota atau Kereta Rel Listrik (KRL) hingga stasiun Beos-Kota. Dengan menggunakan transportasi umum, pengunjung dapat menikmati kawasan Kota Tua tanpa khawatir mencari lahan parkir dan lokasinya yang sangat berdekatan dengan halte atau stasiun Kota ini membuat akses yang lebih mudah bagi para pengunjung.

Untuk Anda yang mengaku pecinta sejarah dan juga fotografi, wisata ke Kota Tua Jakarta adalah tempat yang tepat bagi Anda. Di sini Anda bisa berkeliling dengan menyewa sepeda onthel sambil berfoto ria dan menikmati aneka kuliner lezat. Kawasan Kota Tua memiliki bangunan-bangunan tua peninggalan di masa penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda sangat kentara di kawasan ini. Pemerintahan Kota Jakarta mempertahankan kondisi bangunan ini sebagaimana aslinya dan melakukan berbagai perbaikan di berbagai sisi dengan mempertahankan bentuk aslinya.

Di kawasan Kota Tua terdapat 5 museum, yaitu Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik Indonesia dan Museum Wayang yang berada di dalam satu area bersama beberapa gedung tua lainnya, antara lain Gedung Pos Indonesia, Gedung Kerta Niaga dan Cafe Batavia. Di tengah-tengah kawasan ini terdapat area terbuka yang pada akhir pekan dijadikan tempat kegiatan seni dan budaya Indonesia. Dalam kawasan ini, pengunjung dapat berbelanja barang-barang yang dijual pedagang kaki lima ataupun berkeliling dengan menyewa sepeda onthel. Mulailah dengan mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa yang juga dikenal sebagai Pasar Ikan. Anda juga bisa menyewa kapal untuk berkeliling pelabuhan ini.

Tentunya daya tarik kawasan Kota Tua ini adalah museum-museum yang letaknya berdekatan sehingga pengunjung bisa mencapainya cukup dengan berjalan kaki dari satu museum ke museum yang lain. Kelima museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin dengan waktu operasional dari jam 09.00-15.00 WIB. Biaya masuk museum Rp. 5.000 untuk dewasa kecuali untuk Museum Bank Mandiri dengan biaya masuk Rp. 2.000 serta Museum Bank Indonesia yang menggratiskan biaya masuk kepada setiap pengunjung. Letak Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia bersebelahan yang berada tepat di pintu keluar halte/stasiun Kota. Kedua museum ini memiliki bentuk arsitektur gedung yang serupa sebagai peninggalan Belanda kolonial.

Museum Bank Indonesia mulai dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006. Tujuan dibuatnya museum ini agar pengunjung bisa mempelajari dan mengetahui sejarah perekonomian nusantara sejak sebelum datangnya bangsa asing. Penggambaran ini disajikan dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media sehingga pengunjung bisa memahami sejarah mengenai alat transaksi, sistem perdagangan, kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia serta sejarah mengenai berdirinya Bank Indonesia dengan nyaman dalam bentuk display elektronik, panel static, televisi plasma dan diorama. Salah satu hal yang menarik di museum ini adalah koleksi uang numismatik yang berasal dari masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia seperti di masa kerajaan nusantara, penjajahan, kemerdekaan hingga masa sekarang, selain itu juga terdapat koleksi mata uang dari berbagai negara di dunia yang dikemas secara menarik dan teratur.

Museum Fatahillah juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia yang memiliki luas 1300 meter persegi, Gedung ini sebelumnya merupakan Balai Kota yang dijadikan Museum Fatahillah pada 30 Maret 1974 untuk menyimpan koleksi sejarah Batavia. Museum ini memiliki bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bagian lain yang merupakan kantor, ruang peradilan serta penjara bawah tanah pada masa penjajahan Belanda yang terlihat menyeramkan. Museum ini menampung koleksi sejarah Jakarta, peninggalan kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, serta koleksi perabotan, keramik dan prasasti yang terkait dengan sejarah Jakarta.

Museum berikutnya ialah Museum Seni Rupa dan Keramik Indonesia yang sangat nyaman untuk dikunjungi, terutama untuk anda pencinta seni. Pada 20 Agustus 1976, tempat ini dijadikan Gedung Balai Seni Rupa dan pada 10 Juni 1977, dilengkapi dengan Museum Keramik. Berbagai pembaharuan sudah dilakukan oleh museum ini seperti pemasangan pendingin udara, pengecatan dan sedikit sentuhan modern pada interior museum. Pengunjung museum ini dapat menikmati berbagai keramik dari masa ke masa dan dari berbagai tempat, termasuk keramik yang berasal dari kapal Cina yang karam di perairan Indonesia. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat berbagai lukisan terkenal karya anak negeri seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh, Dullah dan masih banyak lagi, selain itu juga terdapat lukisan dari Antonio Blanco, pelukis keturunan Spanyol yang lama tinggal di Bali, Indonesia. Namun yang disayangkan adalah lukisan dipajang begitu saja dengan cahaya lampu biasa dan pengunjung bisa bebas menyentuhnya sehingga dikhawatirkan bisa merusak lukisan tersebut jika tidak dijaga dengan sebagaimana mestinya.

Museum Wayang menempati bangunan yang cukup unik di kawasan Kota Tua ini dikarenakan sebelumnya merupakan Gereja Lama Belanda dan kemudian mengalami beberapa kali perombakan hingga pada 13 Agustus 1975, bangunan ini dijadikan Museum Wayang. Walau telah dilakukan berbagai perombakan namun peninggalan Gereja Lama dan Baru Belanda masih terlihat di beberapa sudut museum ini. Di museum ini, pengunjung dapat melihat berbagai jenis dan bentuk Wayang dari seluruh penjuru Indonesia yang terbuat dari kayu atau bahan lain. Selain Wayang, di museum ini juga terdapat wayang dari negara lain seperti Cina dan Kamboja serta koleksi boneka dari negara-negara di Eropa, Thailand, Cina, Kamboja dan Kolombia. Koleksi di museum ini mencapai hingga 4.000 buah wayang yang terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.

Tempat-tempat lain yang bisa dikunjungi di objek wisata ini adalah Kali Besar, Gedung Chandranaya, Kuil Jin De Yuan, Kota Intan, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat favorit wisatawan adalah Menara Syahbandar di mana anda bisa melihat pemandangan kawasan wisata Kota Tua Jakarta yang sangat indah dari ketinggian. Tertarik kan untuk berkunjung ke Kota Tua Jakarta? Selain kaya akan budaya dan sejarah, Kota Tua juga menyimpan keramahan bagi setiap pengunjungan dengan kuliner nikmat dan bangunan terawat yang serba unik.

Sudah dibaca 11050 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar