CariContactTwitterFacebookYouTube

Pencarian

Kamu di sini Beranda Informasi Tempat Wisata Jakarta Gereja Katedral Megahnya Gereja Katolik Terbesar di Jakarta

Gereja Katedral Megahnya Gereja Katolik Terbesar di Jakarta

Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta

Arsitektur Gereja Ini Bergaya Neo-gothik Seperti Pada Bangunan Gereja di Eropa

Jakarta memiliki banyak destinasi wisata. Salah satunya gereja katolik pertama di Jakarta yang mengagumkan. Gereja Katedral Jakarta berada di Jl. Katedral No.7, Jakarta Pusat. Gereja Katedral Jakarta yang merupakan gereja Katolik terbesar di Jakarta juga dikenal dengan nama resmi Gereja Santa Perawan Diangkat ke Surga.

Gereja Katedral Jakarta menjadi saksi dan kunci dalam sejarah penyebaran Agama Katolik di Indonesia. Untuk umat Katolik dari luar kota Jakarta, gereja ini sudah tentu menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Namun gereja ini juga terbuka untuk masyarakat umum yang ingin menyaksikan dan berkeliling di salah satu cagar budaya Jakarta ini. Gereja Katedral adalah gereja katolik tertua di Jakarta dan terletak tidak jauh dari bangunan ikonik Jakarta, Monumen Nasional (Monas) dan Masjid Istiqlal.

Gereja Katedral Jakarta pada awalnya bermula pada tahun 1807 saat Paus Pius VII mengangkat Pastor J. Nelissen sebagai Prefektur Apostolik Hindia Belanda. Bangunan asli diresmikan pada Februari 1810, dan menjadi tempat kediaman Jenderal de Kock, diberikan oleh Du Bus. Pada tahun 1820-an gedung ini digunakan sebagai kantor departemen pertahanan pemerintahan Hindia Belanda. Pada 27 Juli 1826 gedung itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya dan dibangun kembali pada 1891 oleh Pastor Antonius Dijkmans SJ.

Gereja Katedral Jakarta pada awalnya berfungsi sebagai pusat penyebaran Agama Katolik di Nusantara. Seiring bertambahnya waktu, Gereja Katedral memiliki peristiwa sejarah yang penting. Seperti kunjungan Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989 ke Indonesia yang disambut oleh Mgr. Leo Soekoto. Gereja megah ini sempat mengalami pemugaran pada tahun 1988 untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan dan pengecatan ulang. Pada tahun 2002 juga sempat dilakukan pembersihan dan pengecatan ulang pada dinding karena tumbuhnya lumut pada dinding Katedral.

Gedung ini juga disebut sebagai “Gedung Yang Terlampu Kuat” karena menggunakan material yang sangat baik. Dengan nilai sejarah yang tinggi, Gereja Katedral Jakarta menjadi salah satu tempat destinasi wisata sejarah dan religi yang populer bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Gereja Katedral Jakarta bergaya neo-gothik, dengan denah bangunan berbentuk salib dengan panjang 60 meter dan lebar 20 meter, serta balkon selebar 5 meter setinggi 7 meter di kedua sisi. Konstruksi bangunan tebuat dari batu bata tebal yang diberi plester dan berpola seperti susunan batu alam. Gaya arsitekur ini adalah seperti pada bangunan gereja di Eropa pada masa itu.

Gereja Katedral Jakarta memiliki tiga menara dari besi, yaitu Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei. Menara Benteng Daud yang terletak di sisi kiri pintu masuk. Sedangkan Menara Gading yang terletak di sisi kanan pintu masuk. Keduanya memiliki ketinggian yang sama, yakni 60 meter. Di antara Menara Benteng Daud dan Menara Gading terdapat jendela kaca berbentuk bundar yang dikenal dengan sebutan Rozeta. Pada Menara Gading terdapat jam yang pada mesinnya tertulis Van Arcken & Co, lonceng kecil sumbangan Chasse, serta lonceng terbesar bernama Wilhelmus hadiah dari J.H. de Wit. Pada Menara Benteng Daud juga terdapat lonceng hadiah dari Clemens George Marie van Arcken.

Menara Angelus Dei terletak di atap bagian tengah. Menara ini memiliki ketinggian 45 meter dari dasar bangunan gereja. Gereja Katedral yang memiliki panjang 60 meter dan lebar 10 meter ini memiliki tiga altar. Altar tersebut yakni Altar Santa Maria, Altar Utama dan Altar Yoseph. Ketiga altar tersebut merupakan altar yang dibuat di Belanda dengan waktu pemasangan yang berbeda. Pada halaman depan Gereja, Anda akan melihat Patung Kristus Raja dan Patung Maria yang terdapat di pintu masuk utama gereja. Terdapat juga Goa disamping Gereja Katedral ini yang disebut Goa Maria.

Interior dalam gereja ini sangat kental dengan furniture bergaya Eropa Klasik. Jendela-jendela pada Gereja ini dihiasi dengan lukisan-lukisan yang mengkisahkan tentang peristiwa salib yang pernah dialami oleh Yesus Kristus. Terdapat juga perpustakaan dan museum yang menceritakan penyebaran Agama Katolik di Jakarta. Bagi Anda yang ingin beribadah disini atau mengunjungi tempat wisata sejarah ini, sangat mudah. Bagi Anda yang berlibur ke Jakarta dengan Kereta Api, Anda bisa turun di Stasiun Gambir dan menggunakan Transjakarta dari Halte Gambir ke arah Harmoni. Lalu Anda bisa langsung turun di Halte Masjid Istiqlal atau Halte Djuanda. Anda bisa berjalan kaki kurang lebih 10 menit menuju Gereja Katedral Jakarta.

Sudah dibaca 11554 kali

Komentar

  • Tidak ada komentar untuk artikel ini.
 
Mohon tunggu...

Anda tidak diijinkan memberikan komentar. Silahkan login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar