Anda Dapat Menukar Durian Tidak Enak Dengan yang Baru
Kota Medan bak tak pernah tertidur. Ibu kota provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu terus berdenyut sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam. Wajar, inilah salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia. Ekonomi, bisnis, hingga pariwisata kota berpenduduk sekitar 2,6 juta jiwa ini terus berdenyut sepanjang waktu. Salah satu sudut yang terus melek sepanjang hari adalah di kawasan Jl Wahid Hasyim, Medan, persisnya di Kedai Durian Ucok, sebelumnya di Jalan Iskandar Muda.
Kedai Durian Ucok merupakan tempat penjualan buah berduri ini yang paling laris di Medan. Buka pada malam hari sampai mejelang pagi, Kedai Durian Ucok mampu menjual 6.000-7.000 buah durian dalam semalam. Durian dapat dimakan di tempat ataupun dibawa pulang. Uniknya, Bang Ucok atau Zainal Abidin, pemilik kedai, membolehkan Anda menukar durian dengan yang baru jika merasa durian yang telah dibuka rasanya kurang enak. Lantas, bagaimana nasib buah durian yang sudah telanjur dibuka? Ucok menjalin kerja sama dengan pengusaha kue, es, dan makanan kecil berbahan durian. Durian-durian tadi didistribusikan ke sana. Tidak ada yang terbuang percuma.
Sebagian besar pembeli datang dari luar kota di sekitar Medan. Namun, tak sedikit pembeli yang datang dari Jakarta. Mereka berasal dari kelompok sosial beragam, mulai dari guru, politikus, pejabat, sampai artis. Kedai ini tak pernah kehabisan stok buah durian. Durian didapat dari berbagai daerah penghasil durian di Sumatera Utara seperti Sidikalang dan Sibolga. Jika sedang tidak musim durian (Maret-Mei), maka Ucok mengandalkan tengkulak yang telah memiliki stok durian sebelumnya. Dengan pola ini, Kedai Ucok tak pernah kosong durian. Kedai-kedai lain mungkin tutup lantaran sedang tidak musim durian. Kedai Ucok Durian ibarat musim durian sepanjang tahun.
Bagi yang mau menjajal kenikmatan durian di Kedai Ucok, harganya dibandrol Rp 20.000,- sampai Rp 40.000,- per buah. Kedai Durian Ucok cukup luas. Di sisi memasuki kedai tersedia tempat parkir untuk kendaraan bermotor, seperti motor dan mobil. Di bagian lain juga terdapat sejumlah taksi yang mengetem di sisi kiri kedai. Namun, terlihat beberapa sepeda motor yang justeru nangkring parkir di atas trotoar jalan. Kursi-kursi berwarna cerah tertata rapi. Di bagian depan kedai para pekerja yang memilih dan membuka duren sibuk melayani para tamu. Sedangkan di bagian lain kedai terdapat layanan aneka minuman jus. Para tamu bisa memesan minuman segar selain air minum dalam kemasan (AMDK) yang sudah tersedia di meja saat menyantap durian.
Di dinding dekat kasir terpampang sejumlah kliping media cetak yang pernah menulis kedai tersebut. Selain sejumlah kliping soal kedai ada sebuah foto yang cukup menarik perhatian. Foto itu memperlihatkan sang pemilik Ucok Durian, yakni Zainal Abidin Chaniago sedang bersalaman dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mantan presiden Indonesia itu datang ke Kedai Ucok Durian pada 27 Maret 2014 sekitar pukul 21.00 WIB. SBY ditemani sejumlah jajaran pejabat di kabinetnya dan tentu saja tidak ketinggalan para anggota keluarganya. Sontak kedatangan SBY membuat suasana kedai menjadi sumringah dan bisa disebut membawa berkah karena kedai menjadi kian tenar.
Durian yang disajikan bakal menggoyang lidah dengan rasa yang menggoda. Kedai Ucok Durian yang pertamakali buka di kawasan Jl Iskandar Muda, Medan ini memang telah menjadi icon pariwisata kuliner di Medan. Rasanya tak lengkap berwisata ke Medan bila tak singgah ke kedai ini.
Awalnya, Ucok hanyalah seorang petugas penjaga malam di daerah itu, namun entah bagaimana akhirnya ia pun punya cara untuk bisa memanfaatkan emperan toko sebagai tempat untuk berdagang durian. Dari awalnya, masih mencari durian ke daerah-daerah kini petani durian itu yang mengantarkan durian padanya.
Kini, dengan hasil jerih payahnya Ucok sudah memiliki dua mobil bak terbuka dan sebuah mobil Grand Vitara yang juga digunakan untuk berkeliling dan berjalan-jalan ke luar kota. Pria ini pun mulai dikenal orang dikalangan petani durian di seantero Sumatera Utara bahkan Pekanbaru. Bahkan, Ucok pun tak segan-segan pergi ke suatu daerah untuk melihat hasil kebun durian disana. Pria berdarah campuran Padang dan Batak Mandailing ini pun memahami kesulitan pembeli saat hendak membawa durian ke Jakarta atau kota lainnya menggunakan pesawat terbang. Biasanya mereka membawanya dalam kondisi bulat-bulat dengan dibungkus kardus. Ucok menyiasatinya dengan membuka isi durian dan menaruhnya di dalam kotak plastik. Untuk mengelabui aroma durian, dia membubuhinya dengan daun pandan atau kopi dan membungkus rapat. Cara ini kini juga banyak ditiru penjual durian lantaran lebih praktis. Satu wadah dipatok Ucok harganya mulai dari Rp 100 ribu - Rp 400 ribu.