Rasanya Sangat Pedas Namun Sangat Enak dan Gurih
Berwisata sambil mencicipi kuliner khas daerah merupakan suatu pengalaman menarik. Salah satu kuliner khas Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat adalah Gulai Itiak Lado Mudo. Rumah Makan Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai yang berlokasi di tepi Ngarai Sianok, Bukittinggi, merupakan salah satu rumah makan yang menyajikan menu tersebut yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Makanan ini adalah salah satu makanan favorit para turis yang berkunjung ke daerah Bukit Tinggi. Meski rendang telah menjadi salah satu masakan paling enak di dunia, namun Gulai Itiak Lado Mudo tetap mampu mencuri perhatian para penikmat kuliner yang berkunjung ke daerah itu. Rasanya sangat pedas namun sangat enak dan gurih saat dinikmati bersama.
Rahasia kenikmatan masakan berbahan itik ini sama saja seperti yang lainnya, yaitu terletak pada proses pembersihan. Harus betul-betul bersih. Bila ada sedikit saja bagian yang tidak bersih, maka masakan akan amis meski takaran bumbu sudah pas. Bebek yang dipakai untuk masakan ini adalah bebek muda yang dagingnya masih empuk. Biasanya umurnya sekita 6 bulan.
Membuat Gulai Itiak Lado Mudo, butuh waktu yang cukup lama. Untuk proses memasak saja bisa 12 jam. Setelah dipotong, bebek direndam dalam air panas, lalu disiram air dingin. Baru kemudian bulu-bulunya dicabut satu per satu dengan tangan. Setelah itu, bebek dibakar sebentar untuk menghilangkan bulu yang tersisa sebelum dicuci kembali dan dipotong empat. Selesai dipotong, bebek siap dimasak selama satu malam dengan kayu bakar.
Lama memasak 1 hari 1 malam agar pedas cabai meresap sampai dalam serat daging, dan daging empuk serta tidak amis lagi. Bumbunya antara lain cabe hijau, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kunyit, daun jeruk, dan sebagainya. Gulai ini tidak menggunakan santan sehingga rasanya lebih segar.
Wisatawan mancanegara yang menginap di Bukittinggi cukup lama, biasanya akan datang ke Gulai Itiak Lado Mudo Ngarai. Di antara wisman yang kerap datang, yang paling menyukai masakan gulai ini adalah orang Afrika, bahkan mereka sampai menghabiskan minyaknya. Para wisman itu tak jarang juga membawa gulai bebek beku untuk dibawa pulang ke negaranya.
Buat akun KSMTOUR.COM, jadilah anggota dari komunitas yang secara aktif menyebarkan informasi tentang keindahan Indonesia. Buat akun di sini.