Makanan Ini Sudah Dirintis Sejak Tahun 1910
Bagi anda yang berwisata ke Kabupaten Kudus Jawa Tengah, tidak lengkap kalau tak membawa Jenang Kudus sebagai buah tangan. Makanan asli kota kretek yang di Jawa Barat disebut dodol itu kini mendunia. Penikmatnya tak hanya wisatawan lokal tapi juga mancanegara. Di Kudus, ada ratusan home industry jenang. Namun, yang cukup besar dan terkenal adalah Jenang Mubarok. Di Toko Sinar Tiga-Tiga, Jalan Sunan Muria No 33 Kudus, Jawa Tengah, saat ini satu-satunya toko resmi yang menjual Jenang Mubarok.
Jenang Kudus yang mirip dodol Garut, Jawa Barat, itu sudah menjadi oleh-oleh khas dari kota ini. Rasanya kenyal manis dengan berbagai aroma buah. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, dibungkus kertas kaca, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Jenang Mubarok, yang diproduksi PT Mubarokfood Cipta Delecia, merupakan cikal-bakal pembuat jenang di Kudus. Industri jenang ini pertama kali dirintis oleh pasangan suami-istri H Mabruri dan Alawiyah pada 1910.
Awalnya, Hj. Alawiyah membuat jenang hanya untuk camilan keluarga dan tidak diperjual belikan. Rupanya jenang buatan Hj. Alawiyah ini cocok di lidah kerabat maupun tetangga yang ada di kanan kiri rumahnya. bermula dari itu dan dibantu "promosi" dari mulut ke mulut jenang produksi Hj. Alawiyah kian dikenal khalayak ramai. Merek Mubarok lebih mudah dikenal oleh masyarakat. Arti dari merek itu adalah usaha yang dijalankan tidah hanya sekedar laku, namun juga membawa berkah. Akhirnya, sejak tahun 1980-an hingga sekarang, merek Mubarok dijadikan brand jenang hasil produksi generasi turun temurun ini.
Dengan bahan baku tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan kelapa, lemak nabati, dan penyedap halal dan bermutu tinggi, Jenang Mubarok dengan belasan jenis dan kemasan tersebut, kini merambah pasar Hongkong, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Abu Dhabi, Arab Saudi, Jepang dan beberapa negara lain. Pembuatan jenang dilakukan secara tradisional di atas tungku dengan pengapian kayu bakar. Kini, Jenang Mubarok terus mengembangkan merek jenangnya, diantaranya Mabrur, Mubarok Viva, dan Sinar Tiga-Tiga dengan berbagai aroma rasa. Harga jualnya mulai Rp 5.500 sampai Rp 50 ribu satu boks.
Hilmy yang merupakan generasi ketiga mulai mengendalikan usaha keluarganya pada 1992. Proses pengolahan Jenang Mubarok sekarang menggunakan teknologi modern. Perusahaan ini memiliki 14 unit mesin mixer, mesin penggilingan tepung, mesin penggilingan kelapa, dan mesin pemeras kelapa. Bahkan dilengkapi pula dengan laboratorium. Produksi Mubarokfood sekarang mencapai 50 ton per bulan, dengan omzet penjualan sekitar Rp 500 juta. Jumlah ini mampu menguasai 50 persen pangsa pasar jenang di Indonesia.