SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Sumatera Barat Jembatan Akar yang Unik di Sumatera Barat

Jembatan Akar yang Unik di Sumatera Barat

Jembatan Akar Sumatera Barat
Jembatan Akar Sumatera Barat

Dibuat Dari Rajutan Dua Akar Pohon yang Berbeda

Bukan dari besi atau kayu, jembatan di Sumatera Barat ini terbuat dari akar. Membentang 25 meter di atas sungai dan usianya diperkirakan telah berumur sekitar 100 tahun. Inilah Jembatan Akar, salah satu jembatan yang layak masuk dalam daftar jembatan unik di Indonesia. Jembatan Akar berada di Desa Pulut-pulut, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dari Painan, ibukota Kabupaten Pesisir Selatan, jaraknya 24 km. Sedangkan dari Kota Padang, jaraknya sekitar 80 km melewati Teluk Bayur.

Tumbuh berseberangan dan membentang di atas sungai batang bayang, akar batang beringin dan batang kubang terjalin menjadi jembatan. Masyarakat setempat menyebutnya Titian Aka. Jembatan akar dengan panjang dua puluh lima meter, lebar satu meter dan tinggi delapan meter ini menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan penikmat wisata alam. Untuk melihat dan naik ke atas Jembatan Akar, Anda akan dikenai biaya Rp 15 ribu. Jembatan Akar ini menghubungkan Desa Pulut-pulut dan Desa Lubuk Silau.

Bentuk jembatannya yang unik serta terbuat dari akar kayu memang jarang untuk ditemukan ditempat lain. Tak heran jika banyak orang berkunjung dan berwisata kesini. Faktor lainnya yang mendukung adalah kemudahan akses menuju lokasi dan terjangkau. Selain berfungsi sebagai konstruksi penghubung, Jembatan Akar Bayang dianggap kramat warga sekitar. Bahkan, 3 hari memasuki bulan suci Ramadan, warga masyarakat dari berbagai daerah datang ke Jembatan ini untuk melaksanakan acara Balimau demi mendapatkan berkah dari Tuhan. Saat libur Lebaran daerah Bayang ini kerap menjadi tujuan wisata yang dibanjiri warga.

Jembatan Akar memang unik, sebab dirajut dari  akar pohon yang tumbuh di kedua sisi sungai Batang Bayang dan membentuk menjadi jembatan utuh. Keunikan lainnya adalah jembatan itu semakin kuat seiring pertumbuhan pohonnya. Hal ini tentu berbeda dengan jembatan biasa yang dibuat dari kayu atau campuran semen, yang akan melapuk mengikuti umur. Walau sudah berumur ratusan tahun, akar-akar yang melilit dibadan jembatan tumbuh besar, Dengan bertambah besarnya akar-akar tersebut membuat jembatan tidak mudah goyah sekalipun dilewati oleh sepuluh orang.

Konon, jembatan ini didesain oleh seorang ulama  bernama Pakih Sokan. Pembangunan jembatan dilakukan sebagai upaya untuk  menghubungkan dua kampung yang dipisah oleh sungai. Pakiah Sokan membangun jembatan agar murid di Desa Pulut-pulut bisa menyeberangi sungai dan mengaji. Pembangunan jembatan dimulai  pada tahun 1890 dan  baru dapat digunakan  oleh mayarakat setempat pada tahun 1916. Dengan kata lain, proses merajut akar  menjadi jembatan ini membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun.

Guna menjamin keselamatan dan keamanan pengunjung, pengelola tempat wisata itu telah memasang tali penyangga terbuat dari baja guna mengurangi tekanan/beban dari setiap pengunjung yang melintas. Juga dibangun jembatan gantung yang berada tidak jauh dari jembatan akar guna mengurangi fokus perlintasan pengunjung yang datang. Selain itu Sungai Batang Bayang juga bisa dimanfaatkan untuk olahraga arung jeram yang cukup menantang karena terdapat banyak batu batu besar sepanjang badan sungai.

Sungai Batang bayang yang terkenal dengan kejernihan dan kesejukan airnya, juga menjadi daya tarik tersendiri. Jika Anda berdiri di atas jembatan dan memandang sungai, terlihat jelas ikan-ikan (pareh) berbagai ukuran berenang kian kemari. Namun tidak diperbolehkan menangkapnya dalam bentuk apapun. Sebab ikan tersebut “keramat” atau telah di sumpah (uduh) oleh masyarakat setempat dan hanya dapat diambil atau di panen pada waktu-waktu tertentu.

Walaupun begitu jernih dan sejuknya air sungai batang bayang, pengunjung dapat mandi sepuasnya dengan dikerumuni ikan-ikan. Ada cerita bahwa muda-mudi yang berenang di sungai itu akan segera mendapatkan jodoh. Di lokasi objek wisata ini, terdapat beberapa  warung kecil yang menyediakan minuman ringan dan mie instant. Ada baiknya bagi Anda membawa bekal  makanan sendiri untuk dinikmati di bawah kerindangan pohon di sekitar lokasi  objek wisata

It has been read 7143 times

Comments

  • There are no comments for this article.
 
Please wait...

You are not allowed to post comments. Please login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar