SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Sulawesi Tenggara Benteng Liya Togo Pusat Penyebaran Islam Pada Masa Kesultanan Buton

Benteng Liya Togo Pusat Penyebaran Islam Pada Masa Kesultanan Buton

Benteng Liya Togo Sulawesi Tenggara
Benteng Liya Togo Sulawesi Tenggara

Pohon-pohon Flamboyan yang Sudah Tua dengan Dahan Meliuk-liuk Menghiasi Kompleks Ini

Bukti kebesaran Kesultanan Buton bisa terlihat dari puing-puing benteng yang tersebar di Pulau Buton dan kawasan Wakatobi. Salah satunya adalah Benteng Liya Togo di Desa Liya Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas benteng ini mencapai hingga 30 hektare dan menjadi bukti serta saksi bisu masa lampu yang dikenal sebagai Masjid Mubarak.

Berdasarkan data sejarah Benteng Liya merupakan salah satu benteng pertahanan terluar dari kesultanan Buton yang melindungi benteng wolio dari serangan kerajaan ternate dan gangguan lainnya yang dapat merusak stabilitas benteng wolio sebagai pusat pemerintahan kesultanan Buton. Kondisi Struktur benteng yang ada di Benteng Liya masih cukup baik. Bahan yang digunakan pada pembuatan Benteng Liya yaitu batu batuan dan karang karang dari laut, dan sebagai alat perekatnya yakni putih telur.

Kompleks intinya sendiri berada di posisi tertinggi. Dengan bentuk gerbang khas buton, atau disebut lawa dalam bahasa buton, dan arsitektur baruga yang sama dengan kompleks di tempat lain. Ada Mesjid Mubarak disisi barat dan baruga, atau semacam balairung, di sisi timur. Di Utara terdapat kompleks pemakamanan. Banyak yang mengatakan bahwa pemakaman tersebut adalah tempat bagi jasad Talo-talo, pemuda yang menjadi cerita awal tentang Benteng Liya Togo.

Liya Togo diceritakan sebagai sebuah hadiah bagi Talo- talo. Talo-talo adalah seorang pemuda yang sangat rajin berlatih meloncat di baliura. Batu ini dipercaya sebagai inti atau asal usul Desa Liya Togo. Hingga ia mampu membunuh raja di Batara Muna dengan cara menyelinap dan masuk ke Benteng kerajannya. Batara adalah kawasan musuh di jaman pemerintahan kesultanan Buton. Karena keberhasilannya, Talo-talo pun menerima Liya Togo sebagai hadiah untuk dijadikan sebagai kawasannya.

Satu lagi legenda yang menarik sehubungan dengan benteng ini adalah Baliura. Bagi siapa yang menyentuh batu ini dipercaya akan kembali ke Togo. Meriam yang ada dalam kawasan Benteng Liya sangat banyak dan sebagian posisinya sudah berpindah tempat aslinya. Makam-makam yang ada cukup banyak, juga ditemukan makam dengan panjang makam sekitar 8 meter yang merupakan makam La Melangka Tu’u (Artinya: makam orang yang panjang lututnya) yang dikenal sebagai orang yang sakti.

It has been read 4024 times

Comments

  • There are no comments for this article.
 
Please wait...

You are not allowed to post comments. Please login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar