SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Sulawesi Tengah Lembah Bada Misteri Peninggalan Megalitikum di Sulawesi Tengah

Lembah Bada Misteri Peninggalan Megalitikum di Sulawesi Tengah

Lembah Bada Sulawesi Tengah
Lembah Bada Sulawesi Tengah

Wisata Ini Dikenal Memiliki Batu yang Berbentuk Patung

Lembah Bada atau dikenal dengan Lembah Napu, merupakan situs megalitik yang terletak di Taman Nasional Lore Lindu, Poso, Sulawesi Tengah. Lembah Bada jadi rumah bagi sederet peninggalan megalitikum berupa batu-batu besar yang memuat misteri kejayaan suku Napu, Besoa, dan Bada. Terkungkung padang rumput, Lembah Bada jadi destinasi tebaik untuk menikmati misteri kejayaan masa lalu berbalut panorama alam mempesona.

Bertempat di Lembah Bada, Lembah Napu, Lembah Besoa dan Lembah Baso. Batuan-batuan megalitik dengan bentuk cantik ini terhampar diseluruh daerah lembah. Dari yang berbentuk ukiran manusia, hewan , kalamba dan masih banyak lagi. Menurut sumber yang ada, jumlah bebatuan megalitik ini ada 1.451 buah. Batuan ini merupakan peninggalan pra sejarah yang disinyalir lebih tua dari Candi Borobudur, tetapi belum ada yang mengetahui tujuan dan kegunaan batuan-batuan tersebut pada jaman dahulu.

Patung-patung ini bertubuh kurus, kepala besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian dari mereka berdiri tersendiri setengah terkubur di padang rumput yang luas. Hingga saat ini lebih dari 400 ukiran telah ditemukan di Lembah Bada tetapi hanya 30-an ukiran berbentuk manusia. Puluhan patung purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14. Megalitik dari Lembah Bada ditemukan pertama kali pada tahun 1908 walaupun penemuan tersebut telah berlangsung lebih dari 100 tahun, namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung-patung ini di Lembah Bada.

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan pegunungan yang didominasi oleh batuan granit. Batuan megalitik ini mempunyai ukuran yang besar, bahkan yang paling besar mencapai ukuran berdiameter 4 meter. Batuan megalitik yang paling terkenal adalah Watu Palindo dengan posisi miring, batu ini berada di Lembah Bada. Dinamakan Palindo yang berarti sang penghibur ini betul adanya, Watu Palindo ini nampak berwajah ceria dan ramah. Palindo ini seakan menyirakatkan kesan keramahan khas anak-anak. Tinggi batu ini mencapai sekitar 4 meter dengan ukiran berbentuk tubuh oval memiliki mata yang bulat dan hidung besar yang memanjang kebawah. Pahatan mulut yang dalam berbentuk sebuah senyuman melengkapi indahnya batuan megalitik ini.

Batu yang terkenal lainnya adalah Langka Bulawa. Ukiran batu ini berukiran sosok wanita dan mempunyai arti nama Ratu bergelang kaki emas. Mempunyai ukiran yang hampir sama dengan Watu Palindo tetapi mempunyai kesan raut muka sebagai sosok wanita. Kedua patung ini berjarak sekitar 5 kilometer jauhnya. Namun diantara kedua bebatuan ini juga terdapat bebatuan lain. Masyarakat lokal percaya bahwa batu itu dulunya digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap leluhur. Tak hanya itu, para penduduk juga mempunyai kisah tentang asal-usul terbentuknya megalit tersebut. Sebuah cerita mengatakan bahwa terdapat megalit bernama Tokala'ea yang dulunya merupakan pemerkosa, akhirnya dikutuk menjadi batu.

Selain dikenal akan patung-patungnya, Lembah Bada juga dikenal akan kalambanya, yakni tangki melingkar yang dipahat dari sebuah batu besar. Kalamba dapat ditemukan di beberapa tempat di Lembah Bada dan memiliki bentuk serta ukuran bervariasi. Ada sekitar 50 buah Kalamba di Lembah Bada yang sebagian diantaranya masih berbentuk utuh dan sebagian lainnya telah rusak. Beberapa memiliki satu lubang di tengahnya, sementara lainnya memiliki dua lubang.

Menurut kepercayaan lokal, Kalamba digunakan sebagai bak berendam untuk para petinggi atau raja. Sementara yang lainnya menduga bahwa benda tersebut dulunya digunakan sebagai peti mati atau tangki air. Tutup terbuat dari batu sering ditemukan di dekat Kalamba, dan muncul dugaan bahwa benda tersebut digunakan untuk menutupi Kalamba sehingga tak mungkin digunakan sebagai bak berendam.

Selain hamparan bebatuan megalitik, di Taman Nasional Lore Lindu ini juga masih kental dengan adat istiadat suku Lore. Selain pemandangan bebatuan dan sawah hijau terbentang, disana juga akan ditemui rumah adat suku lore yang berjajajar. Rumah kayu yang beratap ijuk dan berdinding bambu ini bisa menjadi pilihan menginap Anda apabila baru berada disana. Warga suku Lore ini sangat ramah apabila ada tamu yang datang ke rumah mereka.

Lembah Bada terletak di daerah yang relatif datar. yang dikelilingi dengan perbukitan. Sehingga awan yang tertahan di puncak bukit yang mengelilingi lembah menyajikan pemandangan yang dramatis. Sering terlihat salah satu bagian Lembah Bada disaat hujan turun, sedangkan bagian lainnya matahari menyelinapkan cahayanya dari balik awan. Untuk mencapai Lembah Bada yang berada di Taman Nasional Lore Lindu, Anda bisa menggunakan perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan dari Kota Poso dengan jarak tempuh sekitar 145 kilometer.

It has been read 11762 times

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar