SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Sulawesi Barat Pesta Pattuddu Tempat Wisata Simbol Ekspresi Kegembiraan di Sulawesi Barat

Pesta Pattuddu Tempat Wisata Simbol Ekspresi Kegembiraan di Sulawesi Barat

Pesta Pattuddu Sulawesi Barat
Pesta Pattuddu Sulawesi Barat

Budaya Selamatan Untuk Anak yang Telah Khatam Al Qur’an

Sudah bukan rahasia umum lagi jika Indonesia memiliki keanekaragaman yang unik dan sarat makna mendalam yang hingga kini masih dilakukan. Seperti acara Pesta Pattuddu, atau lebih dikenal Sayyang Pattuddu’ (kuda menari) di Tanah Mandar, Sulawesi Barat. Pesta adat Sayyang Pattudu biasanya diadakan di Desa Karama, Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Desa Pambusuang dan Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Bagi suku Mandar di Sulawesi Barat tamat Alquran adalah sesuatu yang sangat istimewa,dan perlu disyukuri secara khusus dengan mengadakan pesta adat Sayyang Pattudu. Acara khatam yang diwarnai Sayyang Pattuddu’ ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, yakni setiap bulan Maulid. Biasanya acara tersebut diselenggarakan per desa/kelurahan/kecamatan dengan waktu dan jumlah peserta yang berbeda-beda.

Bagi masyarakat Mandar, khatam Alquran dan upacara adat Sayyang Pattudu memiliki pertalian yang sangat erat antara yang satu dengan yang lainnya. Acara ini mereka tetap lestarikan dengan baik. Bahkan masyarakat suku mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat akan kembali ke kampung halamannya demi mengikuti acara tersebut. Penyelenggaraan acara ini sudah berlangsung lama, tapi tidak ada yang tahu pasti kapan acara ini diadakan pertama kali.

Dalam pagelaran budaya ini, seekor kuda akan di hias sedemikian rupa layaknya kuda tunggangan seorang raja. Kuda-kuda tersebut juga terlatih untuk mengikuti irama pesta dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik tabuhan rebana, dan untaian pantun khas Mandar (kalinda’da’) yang mengiringi arak-arakan tersebut.

Sementara untuk penunggangnya adalah warga suku Mandar yang sudah tamat dalam membaca Alquran, dihiasi memakai baju adat (baju 'bodo') lengkap dengan aksesorisnya serta dipayungi payung kehormatan kerajaan yang disebut 'Lallang Totamma'. Ketika duduk diatas kuda, para peserta yang ikut pesta Sayyang Pattudu harus mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun.

Dalam Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki ditekuk kebelakang, lutut menghadap kedepan, sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan keatas dan telapak kaki berpijak pada punggung kuda. Di depan anak yang khatam mengaji duduk seorang pissawe (pendamping) yang mengenakan pakaian adat mandar lengkap. Lazimnya yang menjadi pissawe adalah perempuan. Tak mudah menjadi seorang pissawe karena butuh keseimbangan tubuh yang bagus.

Di samping kiri dan kanan kuda, empat orang memegang kuda. Mereka disebut pissarung. Selain itu, ada pula seorang pakkaling dadda’ berdiri di bagian depan, tepat di sebelah kepala kuda. Pakkaling dadda’ adalah orang yang bertugas membaca pantun dalam bahasa mandar sepanjang arak-arakan dilakukan. Biasanya pantun yang diucapkan berisi kata atau kalimat yang lucu dan selalu disambut penonton dengan sahutan, teriakan, celetukan, atau tepukan tangan.

Di depan kuda ada pemain rebana yang berjumlah 6-12 orang. Kelompok ini terus memainkan rebana dengan irama tertentu sembari kerap berjingkrak-jingkrak, mengiring kuda menari. Pukulan rebana biasanya akan terhenti sejenak bila pakkaling dadda’ mengucapkan pantun. Peserta Sayyang Pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya keatas sembari menggoyang-goyangkan kaki dan menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis.

Ketika acara sedang berjalan dengan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue yang akan dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji diatas baki yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.

Buat akun KSMTOUR.COM, jadilah anggota dari komunitas yang secara aktif menyebarkan informasi tentang keindahan Indonesia. Buat akun di sini.

It has been read 3629 times

Comments

  • There are no comments for this article.
 
Please wait...

You are not allowed to post comments. Please login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar