SearchContactTwitterFacebookYouTube

Search

You are here Home Informasi Tempat Wisata Nusa Tenggara Timur Gua Liang Bua Situs Prasejarah Manusia Kerdil di Nusa Tenggara Timur

Gua Liang Bua Situs Prasejarah Manusia Kerdil di Nusa Tenggara Timur

Gua Liang Bua Nusa Tenggara Timur
Gua Liang Bua Nusa Tenggara Timur

Semakin Menarik Dengan Adanya Penemuan Fosil Manusia Purba

Liang Bua terletak di daerah perbukitan kapur memiliki potensi sumber daya arkeologi yang mengagumkan. Terbukti dengan adanya situs-situs arkeologi yang tersebar luar di daerah ini. Salah satunya adalah Situs Liang Bua, sekitar 14 km di utara Kota Ruteng. Ruteng merupakan salah satu kota wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur. Salah satu gua yang menjadi andalan pariwisata Ruteng yaitu Gua Liang Bua yang ada di Dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Situs Liang Bua sangat ideal untuk pemukiman masa prasejarah, memiliki ukuran panjang kurang lebih 50m, lebar 40m, dan tinggi atap bagian dalam 25m. Terletak sekitar 200 m dari pertemuan dua buah sungai besar yaitu Wae (sungai) Racang dan Wae Mulu. Kedua sungai ini mengandung temuan artefak batu dan batuan keras seperti tufa kersikan, kalsedon dan rijang (chert).

Gua Liang Bua adalah salah satu situs arkeologi penting dunia. Di situs inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores. Tinggi badan manusia Flores sekitar 100 cm dan beratnya hanya 25 kg. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2001 dan merupakan kerjasama antara Pusat Penelitian Arkelologi Nasional bersama dengan University of New England, Australia. Selain itu ditemukan juga artefak batu dan tulang-tulang binatang seperti stegodon (gajah purba), komodo, kura-kura, biawak, dan sebagainya. Secara keseluruhan lapisan yang mengandung temuan-temuan tersebut berumur antara 95.000 – 12.000 tahun yang lalu.

Goa Liang Bua diperkirakan mulai terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Hal ini didapat dari uji laboratorium terhadap sampel sedimen di pojok selatan goa. Diperkirakan goa ini terbentuk dari arus sungai yang membawa bebatuan menembus gundukan bukit. Setelah melalui proses panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi. Gua Liang Bua berhias staklatit cantik yang menjuntai dari langit-langit gua. Berkat penelitian dan penemuan tersebut, Gua Liang Bua semakin dikenal bukan hanya sebagai tempat wisata tetapi juga sebagai tempat penelitian kelas Internasional.

Liang Bua ini lebih terkenal sebagai tempat penelitian daripada tempat wisata. Magnet Liang Bua sebagai tempat penelitian terjadi sejak era 1960-an. Sejak saat itu, Gua Liang Bua menjadi sebagai tempat kajian arkeologis yang menyimpan berlaksa daya tarik. Berdasar penelitian itu, tampak bahwa Gua Liang Bua dihuni manusia modern sejak 10 ribu tahun silam. Jauh sebelum itu, ada hobbit yang menjadikan gua tersebut sebagai rumah.

Akses ke Kawasan ini yaitu dari kota Kupang Ibukota Provinsi NTT, naik pesawat dengan waktu tempuh satu setengah jam ke kota Ende di Pulau Flores. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ruteng dengan angkutan umum berupa minibus selama sekitar empat jam. dilanjutkan  menuju Rampasasa, berjarak 13 km, dapat ditempuh dengan angkutan umum.

It has been read 21167 times

Comments

  • There are no comments for this article.
 
Please wait...

You are not allowed to post comments. Please login.

Login

RSS/Atom - Social Networks

Open Search

Calendar