Danau Tenang yang Dikelilingi Hutan Lebat
Indonesia memang memiliki banyak potensi wisata alam yang masih tersembunyi. Kalimantan, merupakan salah satu pulau yang masih banyak menyimpan banyak wisata alam. salah satunya adalah Danau Aco yang merupakan surga tersembunyi yang terletak di Kampung Linggang Melapeh, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Posisinya berada di puncak Kampung Linggang Melapeh, yang jauh dari permukiman warga. Danau Aco merupakan suatu kebanggaan yang dimiliki oleh Kampung Linggang Malaweh, karena kampung ini adalah satu – satunya kampung yang memiliki tempat wisata.
Berkunjung ke tempat tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit dari gerbang kampung kearah atas, jalanan yang dilewati pun berliku–liku dan disertai dengan tikungan yang terjal. Sesampainya di gerbang danau maka Anda dapat menikmati pemandangan yang indah berupa jejeran pepohonan yang hijau. Letak danaunya berada sedikit menjorok ke arah bawah maka dari itu untuk sampai ke danau Anda harus menapaki tangga yang cukup panjang untuk sampai ke bawah.
Namun, telah tersedia dua pendopo berukuran cukup besar di pertengahan tangga, yang tentu bisa digunakan pengunjung untuk beristirahat maupun menikmati pemandangan Danau Aco. Di sisi kiri dan kanan tangga berbaris tanaman berdaun merah seolah memagari tangga. Sesampainya di bawah, mata disajikan hamparan danau dikelilingi hutan lebat yang masih hijau. Danau Aco tidak memiliki ukuran yang sangat besar, ukurannya berdiameter 100 m saja namun siapapun yang berkunjung ke tempat tersebut akan merasa nyaman dan betah.
Berdiam diri di bawah pohon yang rindang dan mendengarkan riak air yang berada di hadapan, pastinya membawa kesejukan dan ketenangan tersendiri untuk Anda. Eksotisnya Danau Aco terpancar dari jernihnya air yang dikelilingi pepohonan rimbun. Namun, di balik keindahannya, Danau Aco menyimpan legenda yang memilukan. dulunya danau ini merupakan permukiman penduduk. Mereka hidup dengan berladang dan memiliki rumah singgah di ladang itu.
Di permukiman di puncak Kampung Linggang Melapeh itu tinggallah sepasang suami istri. Suatu hari, sang suami yang baru pulang dari ladang mendapati istrinya di rumah. Ternyata, istrinya sedang melakukan ritual tari penyembuh yang dinamakan Belian Bawo. Sang suami naik pitam. Ia menghampiri istrinya yang tengah menari sambil membawa ekor lutung yang dikeringkan. Lalu kemudian si suami tersebut memukul tambur menggunakan ekor lutung dengan sekeras-kerasnya. Menurut orang-orang yang melihatnya, hal tersebut dianggap aneh dan tidak terjadi apa-apa maka dari itu mereka hanya tertawa saja ketika sedang melihatnya.
Namun sesuatu terjadi di kampung tersebut yaitu terjadi bencana di puncak Kampung Linggah Melapeh berupa angin ribut dan hujan deras yang memporakporandakan kampung tersebut. Pada saat kejadian tersebut, sang suami melarikan diri menuju pondoknya yang ada di ladang dan kemudian berubah menjadi batu. Sedangkan sang istrinya lenyap tenggelam di danau, hingga akhirnya terbentuklah sebuah danau. Danau Aco tersebut diambil dari nama istri yang tenggelam yaitu Oso atau Aco.
Di tempat wisata ini, Anda tidak hanya menikmati pemandangan alam saja namun Anda juga dapat menikmati fasilitas permainan air seperti bebek-bebekan dan perahu karet. Biaya yang dikenakan cukup terjangkau, yakni Rp 10.000 perorang untuk perahu karet dan Rp 20.000 per kapal untuk bebek-bebekan. Tiket masuknya pun sangat murah, yakni Rp 1.000 per orang. Akses menuju Danau Aco juga terbilang rumit. Ini dikarenakan terbatasnya petunjuk arah yang hanya dipasang pada simpang atau tikungan besar. Padahal banyak tikungan yang harus dilewati ketika menuju ke danau tersebut.
You are not allowed to post comments. Please login.