Di Dalam Areal Vihara Terdapat Banyak Arca yang Tersebar
Brahmavihara Arama adalah salah satu tempat wisata sekaligus tempat ibadah agama Buddha terbesar di Bali. Tempat ini lebih dikenal dengan nama Vihara Buddha Banjar, karena terletak di perbukitan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Karena terletak di daerah perbukitan, suasana disana tenang dan damai jadi banyak pengunjung selain sebagai tempat wisata juga menjadikan Vihara ini tempat meditasi.
Selain itu, tidak jauh dari vihara ini juga terdapat obyek wisata Pemandian Air Panas Banjar. Dengan adanya kedua obyek wisata tersebut membuat vihara ini semakin dikenal dan sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Brahmavihara Arama menyajikan suasana yang tenang dan sepi serta memungkinkan untuk memandang langsung ke Pantai Lovina yang jaraknya tak begitu jauh, membuat vihara umat Budha ini menjadi daya tarik yang impresif bagi siapapun yang mengunjunginya.
Vihara tersebut didirikan oleh Bante Girri Rakhito Mahatera pada tahun 1958, kemudian mengalami pemugaran yang selesai dibangun pada tahun 1970 yang tahap pengerjaannya butuh beberapa tahun. Sedangkan pada tahun 1973 baru diresmikan penggunaannya sebagai vihara Buddha. Vihara ini dibangun di atas tanah seluas lebih kurang satu hektar. Memasuki Brahmavihara Arama seperti memasuki sebuah Pura. Karena desainnya sangat disesuaikan dengan arsitektur Bali. Halaman Vihara Brahmavihara Arama terbagi tiga bagian yakni nista, madya dan utama mandala dihubungkan dengan anak tangga yang bertuliskan prinsip-prinsip ajaran Budha.
Di dalam areal Vihara terdapat banyak arca, ada arca Buddha sebagai sang Buddha dan Arca Parinirwana. Keduanya terbuat dari perunggu berlapis emas dan merupakan sumbangan dari Thailand dan Sri Lanka sekitar tahun 1977. Masing-masing patung ini ditempatkan di dalam ruangan yang berbeda. Patung Parinirwana menggambarkan Sang Buddha dalam keadaan meditasi dengan mengosongkan raganya. Lalu patung Buddha sebagai Buddha menggambarkan Sang Buddha sedang mencapai kesempurnaan yang abadi. Arca-arca Buddha lainnya yang terbuat dari batu padas dan beton banyak tersebar di seluruh taman di Brahmavihara Arama.
Jika Anda menjelajahi semua areal Vihara ini maka Anda akan menemukan sebuah candi miniatur dari Borobudur. Di depan miniatur candi ini terdapat tempat yang sangat luas. Tempat tersebut juga dipakai untuk bermeditasi. Bukan hanya orang Buddha, para pengunjung pun diperbolehkan untuk ikut bersemedi atau berdoa di vihara ini. Vihara ini secara garis besar terdiri dari 5 komplek yaitu :
Upostha Gara, letaknya di puncak sebelah Barat, tempat ini merupakan sebuah ruangan yang sangat nyaman, tenang dan damai. Ruangan ini pun biasanya berfungsi untuk tempat penasbihan (pengukuhan) para Bhiku Samanera (calon Bhiku), yang akan digembleng untuk mengikuti tahapan berikutnya. Di tempat ini pula para bhiku mengucapkan sumpah dan janji. Hiasan didindingnya dilengkapi dengan pahatan panel kelahiran Sang Budha, dan ditengah-tengah ruangan tersebut terdapat patung Budha dalam keadaan mencapai Nirwana.
Dharmasala, terletak di sebelah timur yang merupakan tempat semacam ruang belajar. Di tempat ini para bhiku melakukan kebaktian, memberi khotbah, dan tempat ini berfungsi sebagai tempat melakukan aktivitas spiritual. Stupa, terletak di sudut barat laut yaitu berupa bangunan yang bentuknya seperti lonceng raksasa di mana seluruh sisinya terbuat dari beton dengan relief yang sangat mengagumkan. Konon di dalam Stupa ini tersimpan benda-benda suci milik Sang Buddha, antara lain “relik” (sebuah benda yang berkilauan dan tahan api).
Pohon Bodi, berada di sudut barat daya yang merupakan bangunan yang terdapat pohon besar yaitu Pohon Bodi, di mana di sekitar pohon tersebut dihias dengan relief. Tempat ini merupakan simbul kemenangan Sang Buddha pada waktu beliau mencapai "Samma Sang Buddha" (kesempurnaan yang abadi). Di tempat ini umumnya setiap pengunjung melakukan meditasi terutama pada hari raya Waisak atau Asada. Kuti, merupakan beberapa ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal para bhiku maupun para siswa yang sedang menuntut ilmu dan kadang kala tempat ini dipergunakan sebagai tempat latihan para bhiku.
Sempat terjadi fenomena menarik Brahmavihara Arama, patung Dewi Kwam In yang ada konon diberikan oleh seorang perempuan misterius dan berpesan untuk ditaruh di sebuah altar, pada tahun 2008 patung ini pernah mengeluarkan air mata, menurut biksu ini pertanda dunia kotor penuh dosa, sudah saatnya bertobat, tekun sembahyang sesuai kepercayaan masing-masing. Lokasi ini sangat menarik dijadikan tempat wisata religi bagi wisatawan yang disamping ingin menikmati keindahan alam, juga hendak mencapai ketenangan bathin.
Fasilitas yang disediakan disana ada lahan parkir mobil dan motor yang memadai. Selain itu juga terdapat ruang untuk peminjaman kain, jika Anda berkunjung kesini usahakan memakai celana panjang, jika memakai celana pendek harus memakai kain (kamen). Untuk masuk ke Vihara ini pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk, cuma bayar parkir saja. Jarak yang ditempuh jika dari kota Singaraja kurang lebih 22 km. 18 km arah barat Singaraja, 2 km ke selatan dari jalan raya Singaraja-Seririt atau 11 km dari Lovina ,dimana jika dari Denpasar ke Vihara Brahmavihara Arama memakan waktu lebih kurang 2 jam atau berjarak sekitar 100 km,lewat jalan raya Denpasar-Bedugul-Singaraja. Untuk menemukan Vihara ini tidak sulit, cukup ikutin jalan utama melewati daerah Lovina, nanti ada keterangan Desa Banjar di kiri jalan. Jalannya bisa di lalui sepeda motor atau pun mobil.
You are not allowed to post comments. Please login.